Si manis
jembatan ancol
Dulu
kala di zaman kolonia belanda kawasan Ancol hanya berupa empang dan tambak.
Untuk mencapai kawasan pantai Ancol yang dahulu terpotong oleh kali Ancol,
tersambung oleh jembatan. Jembatan tersebut menjadi legenda, walau bukan jembatan
yang besar atau bersejarah. Melainkan legenda yang bernaung di jembatan ini.
Didaerah
tersebut dizaman kolonia sangat sepi dan mudah terjadi tindakan kriminalitas.
Dikisahkan pada zaman tersebut ada seorang gadis kembang desa yang mati di
perkosa sebelum dia dibunuh. Yang lalu jasadnya dibuang di kali Ancol tersebut,
seiring waktu kisah tersebut dilupakan.
Pada
tahun 60-an berita kemunculan sosok wanita tersebut mulai bermunculan. Yaitu
seorang pendayung perahu di daerah ancol pernah mengangkut sesosok wanita. Wanita
tersebut dikabarkan cantik jelita. Wanita tersenut menaiki kapal pendayung
tersebut, dan membayar pendayung tersebut. Beberapa lama uang yang diberikan
tersebut berubah menjadi daun dan wanita tersebut menghilang.
Kisah
lainnya datang dari, seorang pelukis pada tahun 1995. Pelukis tersebut diminta
melukis seorang wanita untuk melukis dirinya, dan pada malam itu daerah
tersebut sedang gerimis. Sesuai permintaan wanita tersebut, sang pelukis
memulai melukis wanita itu dikanvasnya. Namun saat melukis setengah tubuh
wanita itu, wanita tersebut menghilang dari hadapannya. Sang pelukis terpanjat
heran, dan pelukis itu sangat hapal sekali dengan wajah dan pakaiannya.
Jadi,
siapakah simanis jembatan ancol itu? Berdasarkan tradisi lisan yang berkembang di
masyarakat sekitar, Si Manis tersebut bernama Mariyam (ada juga yang mengatakan
gadis itu bernama Siti Ariah), yaitu seorang gadis manis kembang desa yang
meninggal di kawasan jembatan Ancol dan jasadnya dibuang setelah sebelumnya
diperkosa. Karena kematian yang tidak wajar, akhirnya Mariyam menjadi
‘penunggu’ jembatan Ancol yang beberapa kali menampakkan diri pada orang-orang
tertentu.