A. Mengendalikan Fungsi
Manajemen.
1. Definisi
Controlling atau Pengendalian.
Pengendalian adalah proses dalam
menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung
pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan
tersebut. Controlling is the process of measuring performance and taking action
to ensure desired results. (Schermerhorn, 2002).
Menurut Fayol (1916) Pengendalian
suatu usaha terdiri dari melihat bahwa segala sesuatu yang sedang dilakukan
sesuai dengan rencana yang telah diadopsi, perintah yang telah diberikan, dan
prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Adalah penting untuk mengetahui
kesalahan agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah dari berulang. merumuskan
salah satu definisi pertama kontrol karena berkaitan dengan manajemen.
Jadi,
Controlling atau sering juga disebut pengendalian adalah satu diantara beberapa
fungsi manajemen berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi
sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan
tujuan yang telah digariskan semula. Bila ditinjau dari proses, maka proses itu
adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang
telah direncanakan dan dilaksanakan bisa berjalan sesuai target yang diharapkan.
Pengawasan
merupakan tindakan seorang manejer untuk menilai dan mengendalikan jalan suatu
kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
2.
Langkah-langkah dalam pengendalian (controlling)
Mockler
(dalam Rizqi, 2012) membagi pengendalian dalam 4 langkah yaitu :
a. Menetapkan standar dan Metode Mengukur
Prestasi Kerja
Standar yang dimaksud adalah criteria
yang sederhana untuk prestasi kerja, yakni titik-titik yang terpilih didalam
seluruh program perencanaan untuk mengukur prestasi kerja tersebut guna
memberikan tanda kepada manajer tentang perkembangan yang terjadi dalam
perusahaan itu tanpa perlu mengawasi setiap langkah untuk proses pelaksanaan
rencana yang telah ditetapkan.
b. Melakukan Pengukuran Prestasi Kerja
Pengukuran
prestasi kerja idealnya dilaksanakan atas dasar pandangan kedepan, sehingga
penyimpangan-pennyimpangan yang mungkin terjadi ari standar dapat diketahui
lebih dahulu.
c. Menetapkan Apakah Prestasi Kerja Sesuai
dengan Standar
Yaitu
dengan membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yang telah
ditetapkan. Bila prestasi sesuai dengan standar manajer akan menilai bahwa
segala sesuatunya beada dalam kendali.
d. Mengambil Tindakan Korektif
Proses
pengawasan tidak lengkap bila tidak diambil tindakan untuk membetulkan
penyimpangan yanf terjadi. Apabila prestasi kerja diukur dalam standar, maka
pembetulan penyimpangan yang terjadi dapat dipercepat, karena manajer sudah
mengetahui dengan tepat, terhadap bagian mana dari pelaksanaan tugas oleh
individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.
Menurut
British Standart Institute, ada 4 langkah atau teknik untuk proses perencanaan
dan kontrol sebuah produksi. Keempat tahapan atau langkah-langkah dalam
perencanaan dan pengendalian produksi adalah:
a.
Routing
b.
Penjadwalan
c.
Despatching, dan
d.
Tindak lanjut
Awal
dua langkah yaitu Routing dan Penjadwalan, berhubungan dengan perencanaan
produksi. Dua langkah terakhir yaitu Dispatching dan Tindak Lanjut, berhubungan
dengan pengendalian produksi.
Sekarang
mari kita lanjutkan diskusi kita lebih lanjut untuk memahami setiap langkah
secara rinci:
a . Routing
Routing
adalah langkah pertama dalam perencanaan produksi dan kontrol. Routing dapat
didefinisikan sebagai proses penentuan jalur (rute) pekerjaan dan urutan
operasi. Routing perbaikan yang digunakan:
1).
Kuantitas dan kualitas produk
2).
Para manusia, mesin, bahan, dan hal lain yang akan digunakan
3).
Jenis, jumlah dan urutan operasi manufaktur, dan
4).
Tempat produksi
Singkatnya,
routing yang menentukan ‘Apa’, ‘Berapa banyak’, ‘Dengan yang’, ‘Bagaimana’ dan
‘Dimana’ untuk menghasilkan. Routing mungkin sama baiknya antara yang sederhana
atau kompleks. Hal ini tergantung pada sifat produksi. Dalam produksi terus
menerus lebih baik memakai yang otomatis, memakai routing yang sederhana.
Namun, dalam job order, routing kompleks diperlukan.
Routing
dipengaruhi oleh faktor manusia. Oleh karena itu, harus mengenali kebutuhan
manusia, keinginan dan harapan. Hal ini juga dipengaruhi oleh layout, karakteristik peralatan, dan lain
sebagainya. Tujuan utama dari routing untuk menentukan (fix) terbaik dan
termurah urutan operasi dan untuk memastikan bahwa urutan ini dapat diterapkan
di pabrik.
Routing
memberikan metode yang sangat sistematis untuk mengubah bahan mentah menjadi
barang jadi . Hal ini membuat halus dan bekerja efisien . Hal ini menyebabkan
pemanfaatan optimal sumber daya , yaitu
manuasia, mesin , bahan , dll Hal ini menyebabkan pembagian kerja . Ini
memastikan aliran kontinu bahan tanpa backtracking . Ini akan menghemat waktu
dan ruang . Itu membuat pekerjaan mudah bagi para insinyur produksi dan mandor
. Ia memiliki pengaruh yang besar pada desain bangunan pabrik dan mesin
terpasang.
Jadi,
routing merupakan langkah penting dalam perencanaan produksi dan kontrol.
Perencanaan produksi dimulai dengan itu. Baca artikel tentang prosedur routing
dalam produksi.
b . Penjadwalan
Penjadwalan
adalah langkah kedua dalam perencanaan produksi dan kontrol. Muncul setelah
routing.
Penjadwalan
berarti:
1).
Memperbaiki jumlah pekerjaan yang harus dilakukan
2).
Mengatur operasi manufaktur yang berbeda dalam urutan prioritas
3).
Memperbaiki memulai dan menyelesaikan, tanggal dan waktu, untuk setiap operasi
Penjadwalan
ini juga dilakukan untuk bahan, suku cadang, mesin, dan lainnya. Elemen waktu
yang diberikan kepentingan khusus dalam penjadwalan. Ada berbagai jenis jadwal,
yaitu jadwal Guru, jadwal Operasi dan jadwal harian.
Penjadwalan
membantu untuk memanfaatkan secara optimal waktu. Ia melihat bahwa setiap
bagian dari pekerjaan dimulai dan selesai pada waktu yang telah ditentukan
sebelumnya. Ini membantu untuk menyelesaikan pekerjaan secara sistematis dan
dalam waktu. Ini membawa waktu koordinasi dalam perencanaan produksi. Semua ini
membantu untuk mengantarkan barang kepada pelanggan dalam waktu. Hal ini juga
menghilangkan kapasitas menganggur. Itu membuat tenaga kerja terus menerus
digunakan.
Jadi,
penjadwalan merupakan langkah penting dalam perencanaan produksi dan kontrol.
Hal ini penting dalam sebuah pabrik, di mana banyak produk yang diproduksi pada
saat yang sama.
c . Dispatching
Dispatching
adalah langkah ketiga dalam perencanaan produksi dan kontrol. Ini adalah
tindakan, melakukan atau tahap implementasi. Muncul setelah routing dan
penjadwalan. Dispatching berarti memulai proses produksi. Ini memberikan
kewenangan yang diperlukan untuk memulai pekerjaan. Hal ini didasarkan pada
rute.
Dispatching
meliputi:
1).
Perihal bahan, alat, perlengkapan, dan lain sebagainya. Yang diperlukan untuk
produksi yang sebenarnya.
2).
Perihal perintah, instruksi, gambar, dan lainnya untuk memulai pekerjaan.
3).
Memelihara catatan yang tepat dari awal dan menyelesaikan setiap pekerjaan
tepat waktu
4).
Pindah pekerjaan dari satu proses ke proses lainnya sesuai jadwal.
5).
Memulai prosedur control.
6).
Mencatat waktu idle mesin
Pengiriman
dapat berupa sentralisasi atau desentralisasi :
Dalam
pengiriman terpusat, perintah dikeluarkan langsung oleh otoritas terpusat.
Dalam pengiriman terdesentralisasi, perintah yang dikeluarkan oleh departemen
yang bersangkutan.
d . Tindakan lanjutan
Tindak
lanjut atau Expediting adalah langkah terakhir dalam perencanaan produksi dan
kontrol. Ini adalah perangkat pengendali. Hal ini berkaitan dengan evaluasi
hasil. Tindak lanjut menemukan dan menghilangkan cacat, penundaan,
keterbatasan, kemacetan, lubang, dan lainnya dalam proses produksi. Ini
mengukur kinerja aktual dan membandingkannya dengan kinerja yang diharapkan. Ia
memelihara catatan kerja yang tepat, penundaan dan kemacetan. Catatan tersebut
digunakan di masa depan untuk mengontrol produksi.
Tindak
lanjut dilakukan oleh ‘Expediters’ atau ‘Stock Chaser‘. Tindak lanjut yang
diperlukan ketika produksi menurun bahkan ketika ada routing yang tepat dan
penjadwalan. Produksi dapat terganggu karena breakdowns mesin, kegagalan
listrik, kekurangan bahan, pemogokan, absensi, dan lainnya. Tindak lanjut
menghilangkan kesulitan-kesulitan ini dan memungkinkan kelancaran produksi.
3.
Tipe-Tipe Kontrol dalam Manajemen.
(Awal)
Preliminary, Kadang-kadang disebut kendali feedforward, Hal ini harus dipenuhi
sebelum suatu perkerjaan dimulai. Kendali ini menyakinkan bahwa arah yang tepat
telah disusun dengan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya
(Saat
ini) Concurrent, Berfokus pada apa yang sedang terjadi selama proses.
Kadang-kadang disebut Kendali steering, kendali ini memantau operasi dan
aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang
dikerjakan dengan tepat.
(Akhir)
Post-action, Kadang-kadang disebut kendali feedback , Kendali ini mengambil
tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada hasil
akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.
Berdasarkan
bagian yang akan diawasi pengawasan dibedakan atas :
1).
Pengendalian karyawan (Personal control).
Pengendalian
ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan pegawai,
apakah pegawai bekerja sesuai dengan perintah, rencana, tata kerja, absensi
pegawai dan lain-lain.
2).pengendalian
keuangan (financial control)
Pengendalian
ini ditujukan untuk hal-hal yang menyangkut keuangan,tentang pemasukan dan
pengeluaran,biaya-biaya perusahaaan termasuk pengendalian anggaranya.
3).pengendalian
produksi (Production control).
Yaitu
pengendalian yang difokuskan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi
yang dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau rencananya.
4).
Pengendalian waktu (Time control)
Pengendalian
ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah waktu untuk mengerjakan
suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana.
5).
pengendalian teknis (Technical control)
Pengendalian
ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan
tindakan dan teknis pelaksanaan.
6).
Pengendalian kebijaksanaan (Policy control).
pengendalian
ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai apakah kebijaksanaan organisasi
telah dilaksanakan sesuai dengan yang digariskan.
7).
pengendalian penjualan (Sales control)
Pengendalian
ini ditujukan untuk mengetahui apakah produksi yang dihasilkan terjual sesuai
rencana yang ditentukan.
8.)Pengendalian
inventaris (inventory control)
Pengendalian
ini ditujukan untuk mengetahui apakah inventaris perusahaan masih ada semuanya
atau ada yang hilang.
9).Pengendalian
pemeliharaan (maintenance control)
Pengendalian
ini ditujukan untuk mengetahui apakah semua inventaris perusahaan dan kantor
terprlihara atau tidak,dan mengetahui kerusakan.
Dalam
pengawasan terdapat beberapa tipe pengawasan seperti yang diungkapkan Winardi
(2000, hal. 589). Fungsi pengawasan dapat dibagi dalam tiga macam tipe, atas
dasar fokus aktivitas pengawasan, antara lain:
a. Pengawasan Pendahuluan (preliminary
control)
b. Pengawasan pada saat kerja berlangsung
(cocurrent control)
c. Pengawasan Feed Back (feed back control)
a) Pengawasan Pendahuluan (Feedforward
Control)
Pengawasan
ini sering disebut juga dengan Steering Control. Ini dirancang untuk
mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar dan
tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap diselesaikan
(kegiatan belum dilaksanakan).
b) Pengawasan Concurrent
Pengawasan
concurrent maksudnya pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan melakukan
kegiatan. Pengawasan ini sering disebut pengawasan “ Ya-Tidak “, screening control,
“berhenti terus” dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung.
c) Pengawasan Umpan Balik (Feedback Control)
Pengawasan
ini bias juga dikenal sebagai “Past-Action Control” yang mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan
yang telah diselesaikan dan pengukuran ini dilakukan setelah kegiatan terjadi.
Ketiga
bentuk pengawasan ini sangat berguna bagi manajemen karena memungkinkan
manajemen membuat tindakan koreksi dan tetap dapat mencapai tujuan.
4.
Strategi Controlling untuk organisasi.
Banyak
wanita yang rela mengeluarkan banyak uang untuk urusan fashion. Dan jaman sekarang sedang banyak
wanita-wanita syar’i pun berkembang dalam berbusana. Oleh sebab itu, bisnis
butik pakaian wanita berhijab merupakan sebuah bisnis bagi wanita untuk wanita
yang sangat menjanjikan. Mengapa bisa dikatakan demikian, karena kebanyakan
yang mengelola bisnis butik adalah para wanita dan konsumennya sebagian besar
juga para wanita. Dari berbisnis butik, ternyata juga bisa menyalurkan hoby
bagi para kaum hawa yang mayoritas mereka sangat menyukai belanja, jalan-jalan,
hang out bersama teman-teman, memadu padankan pakaian beserta aksesorisnya dan
berdandan. Di samping hoby bisa tersalurkan, Anda juga bisa mendapat
penghasilan yang lumayan.
Bisnis
butik bernuansa hijab merupakan peluang bisnis wanita yang sangat menjanjikan,
jika Anda tertarik untuk menjalankannya langkah awal yang harus Anda tempuh
adalah mempersiapkan mental Anda sebagai pekerja mandiri yang juga sebagai
atasan yang nantinya Anda akan memiliki karyawan untuk bisnis Anda ini. Besar
kecilnya pendapatan butik Anda, akan tergantung pada jumlah orang yang membeli
di butik Anda, semakin banyak, semakin besar pendapatannya. Maka dibutuhkan
kemauan kuat dan kerja keras serta semangat pantang menyerah terutama untuk mengatasi
rasa takut gagal dan malas.
Selanjutnya
yang Anda persiapkan adalah keahlian. Baik keahlian dalam mengetahui dan
memahami tren mode yang paling digemari dipasaran, meningkatkan kreatifitas
dalam menciptakan model pakaian, dan juga mempelajari seluk beluk dunia wanita.
Strategi
Pemasaran
sebaiknya
Anda melakukan riset pasar terlebih dahulu akan kebutuhan baju muslim dan
perlengkapannya di lingkungan tempat usaha Anda. Jika di lingkungan Anda
merupakan lingkungan yang religius misalnya banyak terdapat pesantren atau
masjid, maka baju yang tepat Anda jual adalah busana muslim dan
perlengkapannya. Anda juga tawarkan produk-produk yang lebih bervariasi. Atau
jika tempat usaha Anda berada di lingkungan kampus atau sekolah, sehingga
target Anda adalah para mahasiswi atau pelajar bahkan pekerja, sehingga produk
yang Anda jual akan lebih variatif, misalnya baju yang muslim casual untuk
pergi ke kampus, beberapa baju muslim resmi dan baju muslim pesta. Selain baju
Anda bisa melengkapi butik Anda dengan produk sepatu, tas dan aneka aksesoris
yang pasti para wanita sangat menyukainya.
Salah
satu strategi pemasarannya yang ampuh adalah dengan penawaran dari mulut ke
mulut, seringlah mengikuti berbagai kegiatan di lingkungan Anda seperti acara
pengajian, arisan, atau perkumpulan organisasi lainnya dan tawarkan pada mereka
tentang butik dan produk Anda.
B.
Kekuasaan dan Pengaruh
1. Definisi kekuasaan
Kekuasaan
adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan
kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak
boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang
atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai
dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002)
Kekuasaan
merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku
sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Dalam
pembicaraan umum, kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja,
kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang
kekuasaan tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah kemampuan
untuk mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan
memberi perintah / dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat
dan cara yg tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yg memerintah
dan ada yg diperintah. Manusia berlaku sebagau subjek sekaligus objek dari
kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari kekuasaan) tetapi
juga harus tunduk pada Undang-Undang (objek dari kekuasaan).
2. Sumber dan bentuk
kekuasaan
Kekuasaan
dapat diperoleh karena posisi seseorang (kekuasaan jabatan) dan karena pengaruh
pribadi atas orang lain. Di dalam organisasi kedua macam kekuasaan tersebut
dapat terjadi.
Kekuasaan
jabatan bergantung kepada setinggi apakah jabatan yang dimiliki seseorang.
Semakin tinggi jabatan, akan semakin tinggi pula kekuasaan yang diperoleh.
Meskipun demikian, dalam hal tertentu kekuasaan yang dimilikinya juga dibatasi
oleh kekuasaan yang dimiliki orang lain.
Kekuasaan
pribadi bergantung kepada sejauh mana orang lain mempercayai, mendukung,
menghormati dan terikat kepada pemegang kekuasaan pribadi.Demikian pula, di
dalam organisasi kekuasaan seringkali cenderung berlangsung secara timbal balik
antara atasan dan bawahan. Hal ini dimungkinkan oleh adanya saling membutuhkan
di antara mereka. Atasan mempunyai kekuasaan atas bawahan, tetapi sebaliknya
bawahan juga dapat mempengaruhi kekuasaan yang dimiliki atasan dengan hasil
karya (kinerja) yang ditunjukkan oleh bawahan.
Menurut
French dan Raven (1968),, Bentuk-bentuk kekuasaan :
1. Coercive Power (Paksaan)
Mempunyai
kemampuan untuk memberikan hukuman bagi bawahan yang tidak mengikuti
arahan-arahan yang tidak mengikuti pemimpinnya.Dari sisi orangnya ia mempunyai
penguasa, kemampuan untuk menghukum atau memperlakukan seseorang yang tidak
melakukan perintahnya. dan orang lain mempunyai rasa takut terhadap orang
tersebut. Contoh: Di dalam suatu keluarga ada seorang yang paling tua diantara
yang lain, jadi setiap ada acara dan keluarga semua kumpul ketika ia
memerintahkan seseorang tidak ada yang berani menentang dan biasanya seluruh
keluarga menuruti perintah dia karena takut.
2. Insentif power ( imbalan )
Pematuhan yang dicapai
berdasarkan kemampuan untuk membagikan imbalan yang dipandang oleh orang lain
sebagai berharga. Imbalan adalah sesuatu yang meningkatkan frekuensi kegiatan
seorang pegawai. Sesuatu dinamakan imbalan atau bukan, tergantung pada
keseluruhan pengaruh terhadap perilaku pegawai. Jika kinerja seorang pegawai
diikuti oleh sesuatu dan kinerja lebih sering terjadi di saat kemudian setelah
sesuatu, maka sesuatu tersebut disebut imbalan. Imbalan dalam pekerjaan
memungkinkan sebuah kinerja akan diulang pada waktu yang akan datang. Contoh
:seorang mahasiswa yang ingin mendapatkan nilai yang bagus dengan dia selalu
mengerjakan tugas dari dosen serta selalu aktif dalam kelas.agar mendapatkan
imbalan suatu nilai yang bagus.
3. Legitimate power ( sah / resmi )
Kekuasaan yang
diturunkan seseorang karena wewenang, biasanya mencakup kekuasaan paksaan.
upaya untuk membedakan antara cara-cara yang dapat dibenarkan dengan yang tidak
dapat dibenarkan. Tidak ada campur tangan orang lain dan memberikan oleh
seseorang. Contohnya : kekuasaan jenderal terhadap para prajurutnya, kekuasaan
kepala sekolah terhadap guru-gurunya.
4. Expert ( pakar atau keahlian
)
Kekuasaan berdasarkan pada keahlian khusus.
Seseorang yang secara luas diakui sebagai dapat diandalkan sumber teknik atau
keahlian yang fakultas untuk menilai atau memutuskan dengan tepat, adil, atau
bijaksana adalah diberikan kewenangan dan status oleh rekan-rekan atau publik
baik yang spesifik - dibedakan domain. Ahli, lebih umum, adalah orang yang luas
pengetahuan atau kemampuan berdasarkan penelitian, pengalaman, atau pekerjaan
dan dalam bidang studi tertentu. Seorang pakar dapat, berdasarkan pelatihan,
pendidikan, profesi, publikasi atau pengalaman yang di yakini memiliki
pengetahuan khusus dari suatu subjek lebih dari itu dari rata-rata orang,
contoh :seorang klien yang menceritakan masalah rumah tangganya kepada psikolog
klien percaya bahwa psikolog tersebut dapat membantu klien dalam memberikan
saran.
5. Referent power ( kekuasaan
rujukan )
Pengaruh yang didasarkan pada
pemilikan sumber daya atau ciri pribadi yang di inginkan oleh sseorang.
Referent Power (kekuasaan rujukan) adalah kekuasaan yang timbul karena karisma,
karakteristik individu, keteladanan atau kepribadian yang menarik. Contoh :
seseorang yang sangat mengidolakan idolanya sampai koleksi foto bahkan gaya
dari sang idola tersebut fans mengikutinya.
Sumber
– Sumber Kekuasaan
1. Sumber kekuasaan antar individu
(interpersonal sources of power).
Kekuasaan
Formal (Formal Power) adalah kekuasaan yang didasarkan pada posisi individual
dalam suatu organisasi.
Kekuasaan
Personal (Personal Power) adalah kekuasaan yang berasal dari karakteristik unik
yang dimiliki seorang individu.
2. Sumber kekuasaan struktural (structural
sources of power). Kekuasaan ini juga dikenal dengan istilah inter-group atau
inter-departmental power yang merupa-kan sumber kekuasaan kelompok.
Sumber
– sumber kekuasaan meliputi:
a.
Sarana Paksaan Fisik. b.
Keahlian c.Hukum
normative
d.
Status sosial e.Harta
kekayaan e. Popularitas
f.Jabatan
g.
Massa yg terorganisir
3.
Definisi Pengaruh
Jika
kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan
itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara
kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi dan
proses-proses mempengaruhi yang timbal balik antara pemimpin dan
pengikut, juga akan menentukan efektivitas kepemimpinan.
Jenis-jenis
spesifik perilaku yang digunakan untuk mempengaruhi dapat dijadikan jembatan
bagi pendekatan kekuasaan dan pendekatan perilaku mengenai kepemimpinan.
Sejumlah studi telah mengidentifikasi kategori perilaku mempengaruhi yang
proaktif yang disebut sebagai taktik mempengaruhi, antara lain :
* Persuasi Rasional
Pemimpin
menggunakan argumentasi logis dan bukti faktual untuk mempersuasi pengikut.
* Permintaan Inspirasional
Pemimpin
membuat usulan yang membangkitkan entusiasme pada pengikut.
* Konsultasi
Pemimpin
mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan sasaran, aktivitas atau
perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan bantuan pengikut.
* Menjilat
Pemimpin
menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah, agar pengikut berada dalam
keadaan yang menyenangkan atau mempunyai pikiran yang menguntungkan pemimpin tersebut sebelum meminta sesuatu.
* Permintaan Pribadi
Pemimpin
menggunakan perasaan pengikut mengenai kesetiaan dan persahabatan terhadap
dirinya ketika meminta sesuatu.
* Pertukaran
Pemimpin menawarkan suatu pertukaran budi
baik, memberi indikasi kesediaan untuk membalasnya pada suatu saat nanti, atau
menjanjikan bagian dari manfaat bila pengikut membantu pencapaian tugas.
* Taktik Koalisi
Pemimpin
mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi pengikut.
* Taktik Mengesahkan
Pemimpin mencoba untuk menetapkan validitas
permintaan dengan menyatakan kewenangan, hal itu adalah konsisten dengan
kebijakan, peraturan, praktik atau tradisi organisasi.
* Menekan:
Pemimpin
menggunakan permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan, atau
peringatan-peringatan terus menerus untuk mempengaruhi pengikut melakukan apa
yang diinginkan
4.
Pengaruh Taktik dalam Organisasi
Taktik-taktik
mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh
seseorang untuk mempen-garuhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan,
setingkat, atau bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka
seseorang dapat mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan
yang dimilikinya.
Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang
pertama kali meneliti taktik-taktik yang biasa digunakan orang untuk
mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukur telah
dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah
yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire
(Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk, menun-jukkan ada
sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hugheset all,
2009), yaitu:
• Persuasi Rasional (Rational
Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
• Daya-tarik Inspirasional (Inspirational
Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada
orang lain.
• Konsultasi (Consultation), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang
dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana yang akan
dilaksanakan.
• Mengucapkan kata-kata manis
(Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
• Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals),
terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan
sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
• Pertukaran (Exchange), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu
kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti
suatu permintaan tertentu.
• Koalisi (Coalitions), terjadi jika
seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk agar
orang yang dijadikan target setuju.
• Tekanan (Pressure), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau
permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
• Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya,
atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan
atau aturan organisasi.
Daftar
Pustaka:
Eilon,
S. (1979). Management control. Boston.
Mass.: Harvard Business School Press.
Dari:
http://en.wikipedia.org/wiki/Control_%28management%29 , 24 November 2013
Fayol,
H. (1949). General and Industrial
Management. New York: Pitman Publishing. pp. 107–109.
Dari:
http://en.wikipedia.org/wiki/Control_%28management%29 , 14 November 2014
Jones,
G. R. (1995). Organizational Theory . Addison Wesley : Text and Cases
Johnson,
R. A. (1976). Management, systems, and
society : an introduction. Pacific Palisades, Calif.: Goodyear Pub. Co. pp.
148–142.
Dari:
http://en.wikipedia.org/wiki/Control_%28management%29 , 24 November 2013
Mockler,
R. J. (1970). Readings in Management
Control. New York: Appleton-Century-Crofts. pp. 14–17.
Dari:
http://en.wikipedia.org/wiki/Control_%28management%29 , 24 November 2013
Rizqi,
A, Q. (2012). Langkah-langkah dalam proses pengendalian.
Dari:http://arenamateribelajar.blogspot.com/2012/11/langkah-langkah-dalam-proses.html,
14 November 2014
Robert
J. Mockler (1970). Readings in Management Control. New York:
Appleton-Century-Crofts. pp. 14–17. Dari:http://en.wikipedia.org/wiki/Control_%28management%29
, 14 November 2014
Stoner,
J. A. F.(1995). et al., Management, 6th
Ed. Prentice Hall Inc: Englewood Cliffs
Stanley,
M. (1974). Obedience to authority: an
experimental view. Taylor & Francis: ISBN
0-422-74580-4 ISBN
978-0-422-74580-2
Harris,
R. B. (1976). Authority: a philosophical
analysis. University of California: ISBN
0-8173-6620-2 ISBN
978-0-8173-6620-9
Diposkan oleh suci resti Fauziah di 18.04
Coretaneta. (2013) 5 April.Definisi
Teori dan Tipe-Tipe kepemimpinan. Diperoleh pada 28 September 2013
Dari
http://coretaneta.blogspot.com/2013/04/definisi-teori-tipe-tipe-kepemimpinan.html
Satriogosatria.(2009)
30 Desember. Pengertian Wewenang,Kekuasaan dan Kepemimpinan. Diperoleh pada 29
September 2013
Dari
http://satriagosatria.blogspot.com/2009/12/pengertian-wewenang.html
Putryajja.(2009)
18 Oktober. Bentuk-Bentuk Kekuasaan. Diperoleh pada 29 September 2013.
Dari
http://putryajja.blogspot.com/2009/10/bentuk-bentuk-kekuasaan.html
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDoQFjAC&url=http%3A%2F%2Felisa1.ugm.ac.id%2Ffiles%2FSugiarto%2FmqgzfSJT%2FSPM1-3.ppt&ei=6nxmUorFFYyRrAfR0ICICQ&usg=AFQjCNHkcS4b_FazDzPHw2uDgemC7YKLLw&bvm=bv.55123115,d.bmk