A. Pengorganisasian
Struktur Manajemen
1. Pengertian Struktur Organisasi/Organizing
Struktur
organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau unit-unit kerja dalam
sebuah organisasi. Struktur organisasi menunjukan bahwa adanya pembagian kerja
dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang dikoordinasikan. Dan
selain itu struktur organisasi juga menunjukkan mengenai
spesialisasi-spesialisasi dari pekerjaan, saluran perintah maupun penyampaian
laporan.
Struktur organisasi adalah suatu susunan atau hubungan antara
kemponen bagian-bagian dan posisi dalam sebuah organisasi, komponen-komponen
yang ada dalam organisasi mempunyai ketergantungan. Sehingga jika terdapat
suatu komponen baik maka akan berpengaruh kepada komponen yang lainnya dan
tentunya akan berpengaruh juga kepada organisasi tersebut.
Menurut Kusdi (2009), struktur
organisasi pada hakikatnya adalah suatu cara untuk menata unsur-unsur dalam
organisasi dengan sebaik-baiknya, demi mencapai berbagai tujuan yang telah
ditetapkan. Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa
melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi
yang akan diikuti. Sebuah struktur organisasi mempunyai tiga komponen dimensi:
kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. (Robbins, 1994).
GR. Terry Organizing adalah
tindakan mengusahakan hubungan – hubungan kelakuan yang efektif antara orang –
orang, sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien, dan dengan demikian
memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas –tugas tertentu dalam
kondisi likungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
2. Pengorganisasian
sebagai Fungsi dari Manajemen
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam
Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan
struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan
lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur
organisasi.
A.Struktur Formal:
Struktur Formal ialah suatu
organisasi yang memiliki struktur yang jelas, pembagian tugas yang jelas, serta
tujuan yang ditetapkan secara jelas. Atau organisasi yang memiliki struktur
(bagan yang menggambarkan hubungan-hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan
tanggung jawab antara pejabat dalam suatu organisasi). Atau organisasi yang
dengan sengaja direncanakan dan strukturnya secara jelas disusun. Organisasi
formal harus memiliki tujuan atau sasaran. Tujuan ini merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi struktur organisasi yang akan dibuat.
Struktur organisasi (desain organisasi)
dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi
dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola
tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau
posisi-posisi, atau pun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang
dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur ini mengandung
unsur-unsur spesialis kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau
desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
B.Struktur Informal:
Struktur Informal adalah
kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta
tujuan bersama yang tidak disadari. Keanggotaan pada organisasi-organisasi
informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali
sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi
tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang
bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan
tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan
menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang
dilakukan terstruktur dan terumuskan.
3. Manfaat Struktur Fungsional dan Struktur
Divisional
Menurut Stoner (1996),
Struktur fungsional adalah struktur yang Menggabungkan semua orang yang
terlibat dalam suatu kegiatan atau beberapa kegiatan terkait menjadi satu
bagian. Sebagai contoh sebuah organisasi dibagi berdasarkan fungsi bila
mempunyai bagian-bagian produksi, pemasaran, dan penjualan yang secara
terpisah. Struktur organisasi ini mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai
berikut:
a. Cocok bagi
lingkungan stabil.
b. Menunjang
pengembangan keahlian.
c. Memberi
kesempatan bagi para spesialis.
d. Hanya memerlukan koordinasi minimal.
e. Hanya memerlukan
keperluan antar pribadi yang kecil.
Struktur Divisional,
stuktur organisasi yang dikelompokkan berdasarkan pada produk yang sama, proses
yang sama, kelompok orang yang melayani pelanggan yang sama, dan atau berlokasi
di daerah yang sama di suatu wilayah geografis. Secara umum dalam struktur
organisasi seperti ini biasanya bersifat kompleks, dan menghindari masalah yang
terkait dengan struktur fungsional.
Manfaat Struktur Divisional
a. Perkerjaan keseluruhan
lebih mudah dikoordinasikan prestasi kerja tinggi dapat dipertahankan,
b. Keputusan lebih cepat,
c. Lebih mudah untuk menilai prestasi kerja,
d. Pengembangan dan strategi dekat dengan lingkungan,
e. Memberikan landasan pelatihan bagi para majer strategis
f. Lebih terfokus pada produk, pasar dan tanggapan cepat
terhadap perubahan,
g.
Spesialisasi
fungsional masih terpelihara pada masing-masaing divisi.
4. B. KERUGIAN STRUKTUR FUNGSIONAL DAN
STRUKTUR DIVISIONAL
Struktur Fungsional Kelemahan :
1. Menimbulkan kesulitan dalam komunikasi dan konflik antar fungsi.
2. Menyebabkan kemacetan pelaksanaan tugas yang sifatnya berurutan.
3. Memberikan respon yang lebih lambat terhadap perubahan.
4. Anggota fungsi hanya berfokus pada kepentingan tugas-tugasnya sehingga cenderung berpandangan sempit dan dapat merugikan organisasi secara keseluruhan.
Struktur Divisional :Kelemahan:
1. Memungkinkan berkembangnya persaingan disfungsional antar sumber daya organisasi dan konflik antara tugas-tugas & prioritas-prioritas.
2. Kepentingan divisi mungkin ditempatkan di atas kepentingan organisasi secara keseluruhan.
3. Kebijakan divisi tidak konsisten dengan kebijakan divisi lain maupun dengan kebijakan organisasi.
4. Timbulnya masalah dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya-biaya perusahaan.
5. Adanya duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu.
6. Duplikasi sumberdaya lintas divisi.
7. Kurang pendalaman teknis dan spesialisasi dalam divisi-divisi.
8. Koordinasi yang buruk lintas divisi.
9. Kurangnya kendali sumberdaya menajemen puncak.
10. Kompetesi untuk sumberdaya perusahaan
Struktur Fungsional Kelemahan :
1. Menimbulkan kesulitan dalam komunikasi dan konflik antar fungsi.
2. Menyebabkan kemacetan pelaksanaan tugas yang sifatnya berurutan.
3. Memberikan respon yang lebih lambat terhadap perubahan.
4. Anggota fungsi hanya berfokus pada kepentingan tugas-tugasnya sehingga cenderung berpandangan sempit dan dapat merugikan organisasi secara keseluruhan.
Struktur Divisional :Kelemahan:
1. Memungkinkan berkembangnya persaingan disfungsional antar sumber daya organisasi dan konflik antara tugas-tugas & prioritas-prioritas.
2. Kepentingan divisi mungkin ditempatkan di atas kepentingan organisasi secara keseluruhan.
3. Kebijakan divisi tidak konsisten dengan kebijakan divisi lain maupun dengan kebijakan organisasi.
4. Timbulnya masalah dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya-biaya perusahaan.
5. Adanya duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu.
6. Duplikasi sumberdaya lintas divisi.
7. Kurang pendalaman teknis dan spesialisasi dalam divisi-divisi.
8. Koordinasi yang buruk lintas divisi.
9. Kurangnya kendali sumberdaya menajemen puncak.
10. Kompetesi untuk sumberdaya perusahaan
Adapun kelemahan dari struktur
divisional adalah dapat menurunkan skala ekonomi, menyebarkan persaingan teknik
dan keahlian, juga menciptakan persaingan yang tidak sehat antara unit – unit
operasional. Struktur ini juga dapat meningkatkan biaya melalui penggandaan
sumber daya dan usaha – usaha antar divisi dan mengarah pada penekanan yang
berlebihan melawan tujuan – tujuan organisasi.
5. Contoh Kasus Organisasi
JAKARTA-
Pengamat mendesak Surya Paloh agar berhenti beretorika. Lama kelamaan
masyarakat menduga Surya Paloh ikut terlibat dalam kasus itu. Korupsi itu
bersifat sistematis dan Rio Capella tak mungkin bertindak sendiri.
“Jika
Surya Paloh terkesan membela dengan berbagai retorika, atau memberikan advokasi
atas nama partai kepada Capella, maka bukan tidak mungkin posisi Surya Paloh
juga terseret dalam pusaran dugaan korupsi yang dilakukan Sekjennya. Ingat, sangkaan
keterlibatan Capella dalam kaitan dengan kasus PLT Gubernur Sumatera Utara (
Sumut) adalah dalam kapasitas sebagai lembaga. Tidak mungkin dia bertindak
sebagai pribadi,” kata Direktur Eksekutif Media Literacy Circle, Universitas
Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Iswandi Syahputra Senin
(19/10/2015).
Iswandi
mengingatkan, publik tentu masih ingat kasus Nazarudin dari Partai Demokrat,
yang ketika dia menjadi tersangka, banyak tokoh partai tersebut yang ikut jadi
tersangka dan dipenjara. Sifat kasus korupsi adalah terencana, sistematis dan
bersama-sama. “Nyaris tak mungkin dia bertindak sendiri. Kasus ini berpeluang
besar menyeret Surya Paloh ,” kata Iswandi.
Iswandi
mengaku kecewa karena Partai Nasdem di bawah Surya Paloh yang mengusung jargon
restorasi dengan penuh semangat, ternyata hanya berhenti pada tataran retorika.
Meski hak-hak tersangka perlu kita hargai, namun dengan ditersangkakan oleh
KPK, berarti persepsi publik sudah bergeser jauh dari jargon tersebut.
Bahkan,
kata dia, bukan tidak mungkin Nasdem mengalami degradasi kepercayaan serius
apabila kasus yang menimpa Capella akan menarik elit Nasdem yang lain, termasuk
Surya Paloh. “Efek yang ditimbulkan kasus ini adalah rakyat mulai tak percaya
retorika politik dan memandang partai secara negatif. Ini menyulitkan partai
untuk mensosialisasikan visi-misinya,” kata Iswandi.
Sedangkan
pengamat hukum tata negara Universitas Udayana Bali, Dr I Nyoman Sentanu, SH,
Mhum, lebih melihat kasus itu dari perspektif hukum. Kata dia, penegakkan hukum
harus dibersihkan dari anasir politik sehingga tidak menimbulkan preseden buruk
terhadap komitmen Indonesia sebagai negara hukum. Alumni UGM Yogya ini
menangkap adanya upaya defensif dari tokoh partai yang dekat dengan Nasdem
untuk melakukan perlawanan.
“Coba
anda ikuti perkembangan terakhir. Ada partai besar yang mencoba menentang KPK
secara terang-terangan maupun samar atas kasus hukum yang menimpa petinggi
partai Nasdem. Saya bukan orang politik, tapi saya membaca ada fenomena seperti
itu,” kata Sentanu.
Bagi
Sentanu, jangankan Sekjen atau Ketua. Pembina Parpol sekalipun, jika terlibat
kasus hukum mestinya tidak ada yang menghalang-halangi. “Politik hukum kita
mestinya sejalan dengan prinsip Negara Hukum yang kita anut,” tegasnya.
Analisis Kasus
Dalam kasus ini dapat
disimpulkan terjadinya dua asumsi yang berbed, SALING Memberikan
komentar. Korupsi itu bersifat sistematis dan Rio Capella tak mungkin bertindak
sendiri. Iswandi mengingatkan, publik tentu masih ingat kasus Nazarudin
dari Partai Demokrat, yang ketika dia menjadi tersangka, banyak tokoh partai
tersebut yang ikut jadi tersangka dan dipenjara. Sifat kasus korupsi adalah
terencana, sistematis dan bersama-sama. Sedangkan pengamat hukum tata
negara Universitas Udayana Bali, Dr I Nyoman Sentanu, SH, Mhum, lebih melihat
kasus itu dari perspektif hukum. Kata dia, penegakkan hukum harus dibersihkan
dari anasir politik sehingga tidak menimbulkan preseden buruk terhadap komitmen
Indonesia sebagai negara hukum. Alumni UGM Yogya ini menangkap adanya upaya
defensif dari tokoh partai yang dekat dengan Nasdem untuk melakukan perlawanan.
Saran Struktur Fungsional:
Kasus diatas memperlihatkan adanya
kerugian dari struktur fungsional yaitu koodinasi antar bagian atau fungsi
tidak terlalu baik memang respon terhadap kondisi lingkungan cukup tepat
seperti kasus diatas dimana organisasi ini memiliki antisipasi yang cepat namun
alangkah baiknya koordinasi antar bagian juga diperhatikan terutama pada
perencanaan produksi dan laba yang akan didapatkan perusahaan di dekade yang
akan mendatang.
Saran Struktur Divisional:
Kasus diatas memperlihatkan adanya
keputusan yang cepat dan efisiensi ekonomis nya tidak tercapai, dimana
penarikan ribuan karyawan dilakukan sebagai antisipasi namun pada dekade
selanjutnya proses produksi dilakukan secara otomatis yang mengakibatkan kelebihan
karyawan, Dalam menyusun strategi organisasi sebaiknya diperhatikan masalah ,
fleksibilitas pada lingkungan yang tidak stabil, memperhatikan kebutuhan
konsumen, koordinasi yang luar biasa lintas departemen fungsional dan
pembebanan tanggung jawab yang jelas bagi permasalahan produk, penekanan
terhadap keseluruhan produk dan tujuan divisional serta pengembangan
keterampilan manajemen umum.
6.
Referensi
(Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi.
Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.)
(Umar, H. (2003). Business an
introduction. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama)
(Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi: Konsep,
Struktur, Proses. Jakarta: Penerbit Arcan.)
11. PENGORGANISASIAN STRUKTUR MANAJEMEN
(Selasa, 05 November 2013) Dea Riyanti
3.
MANFAAT DAN KERUGIAN STRUKTUR FUNGSIONAL DAN STRUKTUR
DIVISONAL (tugas ke-5) Psikologi manajemen 31 oktober – Amanda simanjuntak (https://simanjuntakamanda.wordpress.com/2014/10/31/manfaat-dan-kerugian-struktur-fungsional-dan-struktur-divisonal-tugas-ke-5-psikologi-manajemen/)
4.
Senin, 19 Oktober 2015 -
13:13 wib Kasus Eks Sekjen Nasdem Berpeluang Seret Surya Paloh. Okezone.com
B. Actuating dalam Manajemen
1. Definisi Actuating Dalam Manajemen
Dari seluruh rangkaian proses
manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling
utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan
dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru
lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang
dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R.
Terry (1986)mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan
anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai
sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan
(actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan
menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar
setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran,
tugas dan tanggung jawabnya.
2. Pentingnya Actuating
Actuating merupakan bagian
penting, dari proses management berlainan dengan ketiga fungsi
manajemen lainnya. Actuating khususnya berhubungan dengan
orang-orang. Bahkan banyak managers praktik, beranggapan
bahwa Actuating merupakan intisari management.
Faktor-faktor penting dalam
keberhasilan penggerakan Fungsi penggerakan tidak sekedar pekerjaan mekanis
(mesin, elektronik) karena manusia bukanlah robot, oleh karenanya diperlukan
faktor-faktor pendukung, seperti :
Segi Organisasi
a. Terdapat peraturan-peraturan : Maksudnya adalah adanya
ketentuan-ketentuan yang memberi kemungkinan adanya kepastian perkembangan
organisasi baik ke dalam maupun ke luar.
b. Terdapat fasilitas-fasilitas : Maksudnya adalah
fasilitas-fasilitas perangkat lunak atau perangkat keras yang diperlukan untuk
gerak organisasi yang didasarkan atas pengkajian yang dapat dipertanggung
jawabkan untuk memenuhi aspek kuantitas dan kualitas.
c. Terdapat sarana komunikasi yang memadai : Sarana
komunikasi yang memadai adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan
dan menerima informasi, misalnya telepon, internet, mimbar, publikasi, journal
dan sebagainya.
d. Terdapat kader-kader pemimpin : Terdapat kader-kader
pimimpin artinya bahwa untuk mendapatkan pimpinan yang jelas dan tegas ruang
lingkup kepemimpinannya perlu dipertimbangkan dari dalam organisasi untuk
memotivasi gerak organisasi kearah yang sesyai tujuan organisasi.
Segi Pemimpin
a. Wewenang : Wewenang maksudnya adalah pemimpin harus
memahami akantugas dan wewenang yang diembannya (delegation of authority)
b. Memiliki kelebihan-kelebihan : Maksudnya adalah
suatu keadaan tertentu yang dimiliki seseorang dan tidak terdapat pada orang
lain. Menurut Ord Way Tead dalam bukunya “ The Art of Leadership”, menyebutkan
sifat-sifat yang harus dimiliki pemimpin adalah :
· Energi
jasmani dan rokhani (physical and nerveus energy)
· Semangat
untuk mencapai tujuan (a sence of purpose an direction)
· Ramah dan
penuh perasaan ( frend lyness and effection)
· Integritas
(integrity)
· Kecakapan
teknis ( technical skill)
· Mudah
mengambil keputusan (decisive ness)
· Cerdas
(intelligence)
· Kecakapan
mengajar (teaching skill)
· Keyakinan
(faith).
· Memahami
teknik-teknik kepemimpinan
Segi Pegawai
Pegawai yang akan digerakkan harus mempunyai kemampuan untuk
menerima dan memahami apa yang diberikan pimpinan baik petunjuk, bimbingan
ataupun perintah, kemampuan itu antara lain :
a. Memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang memadai
b. Memiliki
pandangan bahwa pengabdian
c. Mau dipimpim
d. Terpeliharanya tim
kerja, maksudnya bahwa untuk berhasilnya
Actuating
dalam Manajemen, Mengendalikan Fungsi Manajemen dan Kekuasaan dan Pengaruh
3. PRINSIP ACTUATING
Manusia dengan berbagai tingkah lakunya
yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahan
dalam melakukan actuating, yaitu :
Prinsip mengarah kepada tujuan : Tujuan
pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin
efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap
usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam
melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari
factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang
cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan
serta kemampuan bawahan.
Prinsip keharmonisan dengan tujuan :
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin
sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan
tidak terjadi penyimpangan yang terlalu
besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis
dengan kepentingan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi
masing-masing individu. Motivasi yang
baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara
yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan
baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai
tujuan organisasi.
Prinsip kesatuan komando : Prinsip
kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung
jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam
melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja,
maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin
besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
Pada umumnya pimpinan menginginkan
pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja
sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip diatas.
4.
refrensi
a.
Senin, 03 November 2014 ALIN ELIZABETH
b.
RABU, 26 NOVEMBER 2014 Andar Ibrahim
c.
Selasa, 29 Oktober 2013 Maria Rosa Prameswari
ACTUATING DALAM MANAJEMEN
Komplit sekali artikelnya, jadi lebih mudah dipahami
BalasHapusPUBLIC SPEAKING SEMARANG
mantap sekali ,,,
BalasHapuslanjutkan
Catering Semarang