komunikasi dalam
manajemen
Komunikasi
ada di mana-mana, di rumah, dikampus, di Mesjid, di Kantor dan sebagainya.
Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita. Manajemen dibutuhkan oleh
semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan
pencapaian tujuan akan lebih sulit.
A. Definisi komunikasi
Istilah komunikasi
berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau
menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti
kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi
miliknya.
Berikut adalah
pengertian Komunikasi menurut para ahli :
a. Davis, Komunikasi
adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang
lain.
b. Raymond Ross,
Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol
sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/makna dari
pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator
c. Colin Cherry,
Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan
untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang
ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.
B. Proses Komunikasi
Proses
komunikasi terbagi menjadi 2 (dua) tahap, yaitu proses komunikasi secara primer
dan proses komunikasi secara sekunder.
1. Proses Komunikasi
Secara Primer
Pengertian
proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media.
Lambang yang dipergunakan sebagai media primer dalam proses komunikasi ialah
bahasa, gambar, isyarat, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.
2. Proses Komunikasi
Secara Sekunder
Pengertian Proses
Komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Secara ringkas, proses
berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
1). Komunikator
(sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan
suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa
informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti
kedua pihak.
Materi pesan dapat
berupa :
a. Informasi
b. Ajakan
c. Rencana kerja
d. Pertanyaan dan sebagainya
2). Pesan (message) itu
disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung
maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat,
e-mail, atau media lainnya.
3). Media (channel)
alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan. Media
Komunikasi Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar,
papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi
oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dan
sebagainya.
4). Komunikan
(receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang
diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri. Setelah
pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima
pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat
dimengerti atau dipahaminya.
5). Komunikan
(receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang
dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud
oleh si pengirim. Balikan (feedback), balikan
adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam
bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan
tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer
atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman
yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang
lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan
pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan
tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak.
Balikan
yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap
perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku
penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat
untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan
membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan,
juga balikan dapat memperjelas persepsi.
7). Gangguan bukan
merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam
proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang
mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi
sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.
C. Hambatan-Hambatan
Dalam Komunikasi
Komunikasi
adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang
pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
1. Hambatan dari Proses
Komunikasi
a). Hambatan dari
pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya
atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
b). Hambatan dalam
penyandian atau simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan
tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan
antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan
terlalu sulit.
c). Hambatan media,
adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya
gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan
pesan.
d). Hambatan dalam
bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima Hambatan
dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima atau
mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari
informasi lebih lanjut.
e). Hambatan dalam
memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan
tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan
sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan
fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi,
dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan
sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
Kata-kata
yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang
berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima. Semantik
adalah pengetahuan tentang pengertin atau makna kata yang sebenarnya. Jadi
hambatan semantik adalah hambatan mengenai bahasa, baik bahasa yang digunakan
oleh komunikator, maupun bahasa yang
digunakan oleh komunikan. Hambatan semantis dalam suatu proses komunikasi dapat
terjadi dalam beberapa bentuk.
Pertama,
komunikator salah mengucapkan kata-kata atau istilah sebagai akibat bebrbicara
terlalu cepat. Pada saat ia berbicara, pikiran dan perasaan belum
terformulasika, namun kata-kata terlanjur terucapkan. Maksudnya akan mengatakan
“ demokrasi” jadi “demonstrasi”; partisipasi menjadi “ partisisapi”;
ketuhanan”jadi “kehutanan”, dan masih banyak lagi kata-kata yang sering salah
diucapkan karena tergesa-gesa.
Kedua,
adanya perbedaan makna makna dan penegrtian untuk kata atau istilah yang sama
sebagai akibat aspek psikologi. Misalnya kata “Gedang”akan berarti”pepaya” bagi
orang sund, namun berarti “ pisang” menurut orang jawa. Sedangkan kata “pepaya”
untuk orang jawa adalah “ kates”.
Ketiga,
adalah adanya pengertian yang konotatf. Sebagaiman kita ketahui semantik
pengetahuan mengenai pengertian kata-kata yang sebenarnya. Kata-kata yang
sebenarnya itu disebut pengertain denotatif, yaitu kata-kata yang lazim
diterima oleh orang-orang dengan bahasa dan kebudayaan yang sama (Efendy, pada
komala, dalam karlina, dkk, 1999).
4. Hambatan Psikologis
Hambatan
psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan
nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan. Hambatan
komunikasi massa yang termasuk dalam hambatan psikologis adalah kepentingan
(interest), prasangka (prejudice), stereotip (stereotype), dan motivasi
(motivation). Disebut sebagai hambatan psikologis karena hambatan-hambatan
tersebut merupakan unsur-unsur dari kegiatan psikis manusia.
Komunikasi Interpersonal Efektif Dalam Organisasi
Komunikasi
interpersonal diistilahkan sebagai komunikasi yang tetrjadi antara beberapa
individu (bukan banyak individu) yang saling kenal satu sama lainnya dalam
periode waktu tertentu. Degnan kata lain, seseorang akan memandang individu
lain sebagai seorang yang unik, tergantung dari kualitas hubungan interpersonal
dengan orang tersebut. Dengan demikian, ada fakta yang harus kita perhatikan,
bahwa dalam berkomunikasi perhatian kita justru lebih tertuju kepada figur
orang yang berkomunikasi dengan kita. Dari perbedaan latar belakang pendidikan,
latar belakang budaya, perbedaan kemampuan, perbedaan karakter dari tiap orang
dan faktor-faktor lainnya akan mempengaruhi tingkat keefektifan komunikasi.
Berkomunikasi
dengan orang lain baik secara tatap muka langsung maupun dalam kelompok, dengan
menggunakan berbagai media, yang disebut komunikasi interpersonal.
1.
Hubungan Interpersonal yang Efektif
Menurut
Roger hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua pihak
memenuhi kondisi berikut :
a.
Bertemu satu sama lain.
b.
Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat
dipahami satu sama lain secara berarti.
c.
Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai atau
keberatan.
d.
Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh, bersikap menerima
dan empati satu sama lain.
e.
Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung dan mengurangi
kecendrungan gangguan arti.
f.
Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat perasaan aman
terhadap orang lain.
Definisi Komunikasi
Interpersonal Efektif ; componential & situational.
Definisi berdasarkan
komponen(componential)
1. Definisi berdasarkan komponen
menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen
utamanya dalam hal ini, peyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan
oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan
peluang untuk memberikan umpan balik segera.
2. Definisi berdasarkan hubungan diadik
(relational dyadic)
Dalam definisi
berdasarkan hubungan diadik, kita mendefinisikan komunikasi antarpribadi
sebagai komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan
yang mantap dan jelas. Jadi, misalnya, komunikasi antarpribadi meliputi
komunikasi yang terjadi antara pramuniaga dengan pelanggan, anak dengan ayah,
dua orang dalam sebuah wawancara, dan sebagainya. Dengan definisi ini, hampir
tidak mungkin ada komunikasi diadik (dua orang) yang bukan komunikasi
antarpribadi. Tidaklah mengherankan, definisi ini juga disebut sebagai definisi
diadik (dyadic). Hampir tidak terhindarkan, selalu ada hubungan tertentu antara
dua orang. Bahkan seorang asing di sebuah kota yang menanyakan arah jalan
kepada seorang penduduk mempunyai hubungan yang jelas dengan penduduk itu
segera setelah pesan pertema disampaikan.
3.
Definisi berdasarkan pengembangan
(developmental)
Dalam ancangan
pengembangan (developmental), komunikasi antarpribadi dilihat sebagai akhir
dari perkembangan dari komunikasi yang bersifat tak-pribadi (impersonal) pada
satu ekstrim menjadi komunikasi pribadi atau intim pada ekstrim yang lain.
Perkembangan ini mengisyaratkan atau mendefinisikan pengembangan komunikasi
antarpribadi. Dengan demikian dalam definisi ini, komunikasi antarpribadi
ditandai oleh, dan dibedakan dari, komunikasi impersonal berdasarkan sedikitnya
tiga faktor,
a.
Prediksi berdasarkan data psikologis.
Dalam interaksi antarpribadi kita bereaksi terhadap pihak lain berdasarkand ata
psikologis. Dalam interaksi impersonal kita menanggapi orang lain berdasarkan
data sosiologis, atau kelas dan kelompok dimana orang tersebut menjadi
anggotanya.
b.
Pengetahuan yang menjelaskan
(explanatory knowledge). Dalam interaksi antarpribadi kita mendasarkan
komunikasi kita pada pengetahuan yang menjelaskan tentang masing-masing dari
kita. Bila anda mengenal seseorang tertentu, anda dapat menduga-duga bagaimana
orang itu akan bertindak dalam berbagai situasi.
c.
Aturan yang ditetapkan secara Pribadi.
Masyarakat menetapkan aturan-aturan interaksi dalam situasi tak pribadi
(impersonal). Disini, setiap orang yang berkomunikasi, berprilaku satu terhadap
yang lain menurut aturan (adat kebiasaan) sosial yang ditetapkan oleh budaya.
Tetapi, bila hubungan seseorang dengan orang lain bersifat antarpribadi, adat
kebiasaan, sosial dan kultural menjadi tidak penting. Individu lah yang
menetapkan aturan. Sejauh individu ini menetapkan aturan untuk saling
berinteraksi satu sama lain dan tidak menggunakan aturan yang ditetapkan oleh
masyarakat mereka, situasinya bersifat antarpribadi (personal).
Model pengolahan informasi
Model komunikasi yang paling sederhana adalah adanya
pengirim, berita (pesan) dan penerima seperti gambar berikut ini : Model ini
menunjukkan 3 unsur esensi komunikasi. Bila salah satu unsur hilang, komunikasi
tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh seorang dapat mengirimkan pesan, tetapi
bila tidak ada yang menerima atau yang mendengar, komunikasi tidak akan terjadi.
Model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan
dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami
dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah
dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk
mengungkapkannya.
Proses informasi adalah proses menerima, menyimpan dan
mengungkap kembali informasi. Dalam proses pembelajaran, proses menerima
informasi terjadi pada saat siswa menerima pelajaran.
Proses menyimpan informasi terjadi pada saat siswa harus
menghafal, memahami, dan mencerna pelajaran. Sedangkan proses mengungkap
kembali informasi terjadi pada saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa
harus menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu perlu dikemukakan bahwa informasi masuk ke dalam
kesadaran manusia melalui pancaindera, yaitu indera pendengaran, penglihaan,
penciuman, perabaan, dan pengecapan. Informasi masuk ke kesadaran manusia
paling banyak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Informasi masuk ke
kesadaran manusia paling banyak melalui indera pendengaran dan penglihatan.
Berdasarkan alas an tersebut , maka media yang banyak digunakan adalah media
audio, media visual, dan media audiovisual (gabungan media audio dan visual).
Belakangan berkembang konsep multimedia, yaitu penggunaan
secara serentak lebih daripada satu media dalam proses komunikasi, informasi
dan pembelajaran. Konsep multimedia diasarkan atas pertimbangan bahwa
penggunaan lebih dari pada satu media yang menyentuh banyak indera akan membuat
proses komunikasi termasuk proses pembelajaran lebih efektif.
Teori pemrosesan
informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah
pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.
Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran
terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan
output dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi
antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi-kondisi
eksternal (rangsangan dari lingkungan). Interaksi antar keduanya akan
menghasilkan hasil belajar. Pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan
informasi yang berupa kecakapan manusia (human capitalities) yang terdiri dari Model
Pengolahan informasi berorientasi pada :
1.
Proses Kognitif
2.
Pemahaman Dunia
3.
Pemecahan Masalah
4.
Berpikir Induktif
Model pengolahan informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
1. Rational
Model
pengolahan informasi dimana orang- orang benar-benar memproses semua
informasi yang tersedia dalam mencari solusi yang terbaik atau output maksimum.
Model ini memiliki nilai perspektif yang kuat, tetapi akurasi deskriptif lemah.
2. Limited
capacity
Model pengolahan informasi yang melemahkan kondisi
model rasional dan mengasumsikan bahwa orang mempermudah pengolahan informasi
dalam mencari solusi (tidak diperlukan optimal).
3. expert
Model pengolahan informasi Menempatkan penekanan pada
penggunaan pengetahuan mendalam yang sudah dikembangkan oleh ahli yang
melengkapi pengolahan informasi yang telah disederhanakan. Sang ahli memiliki
basis pengetahuan yang jauh lebih besar, yang diperoleh melalui pengalaman.
4.
cybernetic
Model
pengolahan informasi dimana pengolahan informasi dapat diubah dengan umpan
balik.
Model interaktif manajemen
Komunikasi
interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk
mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media.
Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual (Burgon &
Huffner, 2002). Contoh kelompok maya, misalnya komunikasi melalui internet
(chatting, face book, email, etc.). Berkembangnya kelompok maya ini karena
perkembangan teknologi media komunikasi.
Terdapat
definisi lain tentang komunikasi interpersonal, yaitu suatu proses komunikasi
yang bersetting pada objek-objek sosial untuk mengetahui pemaknaan suatu
stimulus (dalam hal ini: informasi/pesan) (McDavid & Harari).
Model
pemrosesan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan
informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.
Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada
kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki
kemampuannya. Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima
stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan
konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual.
1. Confidence
Dalam manajemen
timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat
membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan
pengertian.
2. Immediacy
Ini adalah model
organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak
membosankan.
3. Interaction management
Adanya berbagai
interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada
berbagai pihak yang bersangkutan.
4. Expressiveness
Mengembangkan suatu
komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5. Other orientation
Adanya komunikasi
antara komunikasi dengan satu pihak ke pihak lain, sebagai tukar menukar
informasi.
Daftar Pustaka:
Daftar Pustaka
1.
Effendy, Onong
Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya
2.
Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu
Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
3.
Littlejohn, Stephen W.
2001. Theories of Human Communication. USA: Wadsworth Publishing.
4.
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu
Pengantar. Bandung: Rosda.
5.
Wiryanto, 2005,
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.
6.
Siagian, Sondang P. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
7.
Abizar. 2008. Interaksi Komunikasi dan Pendidikan. Padang : UNP Press
8.
Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo
9.
Lilico, T.M. 1984. Komunikasi Manajemen. Jakarta : Erlangga
10. Muhammad, Arni. 1995.
Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara
11.
Handoko,
T. Hani. (1986). Manajemen. Yogyakarta: BPFE
hal 296.
12.
Hasibuan,
M. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Askara Jakarta.
13.
M. Ghojali Bagus A.P., S.Psi. Buku Ajar
Psikologi Komunikasi – Fakultas Pskilogi Unair 2010.
14.
Robbins, S.P & Decenzo, D. A,
(2004), Fundamentals of Management Essential Concepts and Applications,
Printice Hall, New Jersey.
15.
Schermerhorn, (2005). Management 6th
Edition, California State Polytechnic University Pomona, John Wiley & Sons,
Inc, United States.
16. Suprapto, T. (2009). Pengantar
teori & manajemen komunikasi.Yogyakarta: Media Pressindo
17. Kitaygorodskaya, N. (2008).
Information-processing capabilities as a transactive memory system. Universitas
Wasaensis: faculty of Technology.
komunikasi dalam manajemen Posted
by ajengjiwapangestu on
Januari 15, 2014. https://ajengjiwapangestu.wordpress.com/2014/01/15/komunikasi-dalam-manajemen/
Komunikasi dalam manajemen. Posted by Putri, H, I. (2014). http://hanuminestyaputri.blogspot.co.id/ .
Komunikasi dalam manajemen. Posted by Yasa, R. (2015).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar