Contoh Kasus :
Kasus 1:
Isabela Wanita asal Dodge Center, Minnesota,
Amerika yang masa kecilnya mengalami penyiksaan berat oleh ibu kandungnya
sendiri, dalam sebuah lingkungan
keluarga ortodoks. Sang ibu berbuat begitu karena menginginkan anaknya tumbuh
kuat dan berdisiplin, setiap melakukan kesalahan Isabel disiksa oleh ibunya
hingga ketika besar tumbuh menjadi pribadi yang tercerai-berai, bayangan masa lalunya
membuat Isabel mengalami Multiply
Personality Disorder di
kehidupan dewasanya.
Isabel
adalah seorang wanita muda, pintar (baik dalam akademik maupun seni) namun
sering mengalami ‘kehilangan waktu’. Dr. Wil hadir di dalam hidup Isabel
sebagai seorang dokter sekaligus sahabat yang ingin membantu Isabel
‘mengembalikan’ hidupnya. Di awali di
suatu malam, ketika Isabel tiba-tiba tersadar telah berada di tengah badai
salju di kota Philadhelpia, sementara kenyataannya Isabel tinggal di New York.
Dia tidak ingat bagaimana dia bisa tiba disana, dia tidak mengerti alasan dia
berada di sana. Yang dia ingat, tiga hari yang lalu dia baru keluar dari
laboratorium kimia di kampusnya.
Di
New York Isabel menyewa sebuah apartemen yang ditinggalinya bersama sahabatnya.
Sahabatnya telah mengetahui Gangguan disosiasi yang dialami oleh Isabel. Namun,
ternyata diam-diam Isabel menyimpan
perasaan suka sesama jenis terhadap Isabel.
Pada
awal terapi, dr . Wil belum menemukan hal yang signifikan dari Isabel. Namun
setelah waktu yang cukup lama muncul lah pribadi Isabel yang bernama Peggy Lou.
Peggy Lou merupakan pribadi lain dari Isabel yang dapat mengungkapkan kemarahan
yang tidak bisa ditunjukkan oleh Isabel. Disamping Peggy Lou, ada juga
kembarannya yaitu Peggy Ann yang merupakan pribadi lain dari Isabel yang dapat
menunjukkan keberanian yang tidak bisa ditunjukkan oleh Isabel. Setelah itu
muncul pribadi-pribadi lain seperti Vicky yang merupakan sosok impian Isabel
yang sempurna. Kemudian ada lagi pribadi lain yaitu Marcia yang pintar menulis,
Vanessa yang pandai memainkan piano, Marry yang gemar bersajak dan bersifat
keibuan, Helen yang ambisius, Clara yang menyukai musik dan pelajaran Bahasa
Inggris, Anny yang mengidap penyakit psikologis neurasthania , Mike yang merupakan
identifikasi Kakek Isabel yang agresif, Sid merupakan identifikasi Ayah Isabel
yang bersifat hati-hati, Nancy yang tertarik dengan politik, Marjorie yang
periang, Ruthie merupakan sosok bayi, dan terakhir The Bonde yang menyukai
kuliah. Ke-15 pribadi Isabel ini mengenal baik Isabel, tetapi Isabel sama sekali
tidak mengenal mereka. Isabel hanya merasa ada ”waktu yang hilang” dalam
hidupnya yang disebut (fuga).
Ke-15
pribadi yang lain tersebut sering berdialog dengan dr. Wil dan menyatakan merasa
kasihan dengan sosok Isabel yang pemurung, tidak bisa marah, ceria, bahkan
menangis sekalipun. Pribadi-pribadi yang lain tersebut telah menggantikan
hari-hari Isabel yang dianggap hilang. Contohnya saja ketika Peggy mengambil
posisinya saat Isabel dikelas 3. Peggy telah mampu menghafal perkalian, mampu
menyanyi, dan ceria. Namun semua orang disekitarnya kaget ketika mengetahui
tiba-tiba Isabel yang pintar perkalian, ceria mendadak berubah menjadi Isabel
yang pemurung, dan penakut.
Kepribadian
majemuk yang dialami Isabel membuat dr. Wil heran. Ada 16 pribadi yang berlainan
dalam satu jasad. Dr. Wil mencoba menganalisis apa yang menyebabkan Isabel
menjadi pemurung, kurus, membenci tangan, membenci suara musik, takut untuk
memegang barang-barang yang terbuat dari kaca, dan tak menyukai wanita yang
berambut putih. Melalui pribadi-pribadi lain yang muncul itulah yang mengungkapkan
semuanya kepada dr. Wil.
Melalui analisa dr. Wil
ditemukan lah penyebab terpecahnya kepribadian Isabel. Kepribadiannya sudah
terpecah saat Isabel berusia 2,5 tahun.Kasus 2:
Sepulang
dari kuliah, Rian menuju rumah Jeni namun keributan yang terjadi membuat Rian terkejut. Dia menyentuh daun pintu dan ternyata tak terkunci. Rian memutuskan
untuk masuk ke rumah Jeni dan menemukan Jeni dilempar oleh Ayahnya.
Ayah Jeni marah karena Rian tak tahu sopan santun,
masuk ke rumah mereka sembarangan. Dia melempar Rian juga dan menendang –nya. Kejadian ini membuat ia teringat masa kecilnya, ketika ia
berada disebuah ruangan dan seseorang mendekatinya. Rian kecil ketakutan karena
telah terpojok. Sirine mobil polisi terdengar dan menghentikan
keributan yang tengah terjadi. Polisi itu datang karena menerima laporan dari
tetangga mereka, “Apakah ayahmu memukulmu?”
Jeni terdiam. Kini wajahnya sudah babak belur, ia
menunjuk seseorang namun bukanlah ayahnya melainkan Rian. “Dia kasar lebih dulu
pada kami. Ayahku menemukanku. Dia memukulku.” Rian terkejut, “Kenapa kau
berbohong? Katakan yang sebenarnya Rian, kau tak akan bisa keluar dari neraka
ini!” Jeni tetap diam melihat Rian digiring ke kantor polisi karena pengakuan
palsunya.
Proses dikepolisian
sepertinya tak berlangsung lama karena malam harinya Rian sudah berada dirumah.
Tapi berita tentang dirinya sudah sampai ke
paman Ari menelfon tapi tak diangkat oleh Rian. Dia hanya mendengarkan
pesan yang ditinggalkan paman Ari. “Apa yang terjadi? Ayah dan
ibumu sekarang belum tahu. Aku sibuk karena perjalanan bisnis di San Fransisco.
Aku akan datang menemuimu dengan pesawat jet. Aku ingin tahu ceritanya.”
Rian menatap pantulan wajahnya dicermin, kini lebam
memenuhi seluruh wajahnya dan luka juga ada dirusuknya. Dia memegang luka
tersebut namun malah membuat ingatan masa lalu –nya kembali muncul, masa dimana
ia diperlakukan kasar.
Seketika tubuh Rian kaku, dia terduduk dan berteriak
kesakitan. Rian mencoba meraih obat yang ada di rak tapi obatnya malah
terjatuh. (Aneh). Sikap Rian langsung berubah,
dia mengetuk – ngetukkan tangannya ke meja. Saat dia kembali berkaca, auranya
berubah garang. Dia bahkan tersenyum sadis ke arah cermin. Kini Rian sudah berada dijalanan dengan aura rocker dengan eyeliner tebalnya. Dia
berjalan menuju suatu tempat dan siapa sangka kalau Rian kembali ke rumah Jeni
untuk membalas memukul ayah Jeni. Dia memukulinya sampai babak belur dan
wajahnya penuh dengan darah, “Tatap aku! Kalau kau berani menyentuhnya lagi,
aku akan mematahkan setiap tulangmu!” ancamnya. rama
berjalan pergi saat dirasa puas telah memukuli Ayah Jeni.
Dari lantai atas Jeni muncul, dia berucap tanpa suara.
“terimakasih.” Rian balas ucapan Jeni hanya dengan senyuman.
Keesokan paginya, Rian terbangun
dengan linglung apalagi saat melihat penampilan dirinya didepan kaca. Memakai
eyeliner dan style yang sangat berbeda dengan dia, ditambah saat dia melihat
percikan noda darah di jas –nya. ini semakin membuatnya tak tahu apa yang
sedang terjadi.
Pamannya datang
tepat saat itu, dia terkejut saat melihat penampilan Rian. “Ya tuhan, apa yang
terjadi?”
“Paman Ari,
tolong bantu aku...” pinta Rian bingung. Sekali lagi dia menatap pantulan
dirinya dicermin.
Rian: “ Pertama kali aku
menyadari bahwa ada monster yang hidup dalam diriku. Namanya adalah Shin. Dia
memiliki umur yang sama denganku. Setiap kali dia muncul maka akan ada
pertumpahan darah disekitarnya.”
Tampaklah
beberapa kilasan Rian melakukan kekerasan pada seseorang dan mencekiknya. Dan
saat ia sadar, ia tidak ingat akan apa yang ia lakukan. Ia akan syok dan
kebingungan. Seketika dokter psikologi yang menangani rama pun bergidig ngeri. Rama
menjelaskan kalau Shin hanya akan muncul ketika dia gila. Dia tak akan
menggunakan kekerasan pada anak kecil dan perempuan.
Meskipun ngeri, Dokter itu meminta rama
melanjutkan ceritanya.
Rian: “Dia muncul tanpa
permisiku dan mencuri waktu serta tubuhku. Tapi karena dia mencuri tubuhku dan
hatiku maka aku tak bisa mengingat apa yang terjadi sepenuhnya. Jadi kadang –
kadang......”
FLASHBACK
Pernah suatu
kali Rian tersadar dari tidurnya, ia terbangun dengan tanpa mengenakan pakaian
setelah ia menoleh ternyata lengannya sedang di -tatto. Ia pun langsung bangkit
dan membuat pen –tatto marah.
Rian: “Aku berakhir ditempat
yang tak ku ketahui.”
Atau saat
dia berada disebuah cafe, dia sedang duduk disana dan tiba – tiba seorang
wanita menghampiri Rian. Dia memuji tampilan Rian yang gentle hari ini ataupun
kemarin juga dia tampak seksi. Rian kebingungan karena tak mengenal wanita
tadi, “Maaf, anda siapa?”. Jelas saja wanita tadi marah lalu menghadiahi Rama
dengan segelas minuman alias disiram.
LASHBACK END
Dokter yang mendengar kisah Rian sampai ngeri sendiri, apa yang terjadi pada Rian memangnya?
“Aku didiagnosis oleh dokterku empat
tahun yang lalu, Dr. Scottfield. DID. Orang – orang biasanya menyebut sebagai
kepribadian ganda.”
“Berapa kepribadian yang ada dalam
dirimu?”
Rian pun mengurutkannya, “Ada Si
Jahat Shin. Yahya yang mencoba untuk mengakhiri hidup berkali – kali.....”
Rian: “Aku tak yakin berapa orang yang tinggal dalam tubuhku. Aku tak yakin
jika suatu saat orang – orang baru akan muncul dalam tubuhku.”
Kepribadian
yang terpisah dan berbeda pada seseorang. Setiap kepribadian tersebut memliki
pola pikir, perilaku, ingatan dan hobi yang berbeda. Seperti halnya kedua orang tersebut yang memiliki
beberapa kepribadian yang berlainan memiliki perilaku, pola pikir dan ingatan
yang berlainan.
Gangguan Identitas disosiatif pada umumnya
disebabkan oleh trauma di masa kanak-kanak (childhood umur 3 – 11
tahun) dan remaja (adolesence umur 12-18 tahun). Masa
kanak-kanak Isabel dan Rian penuh dengan trauma-trauma
terhadap kejahatan yang dilakukan oleh orang tuanya.
Pengalaman traumatis tersebut terjadi berulang kali sehingga menyebabkan
terbentuknya beberapa kepribadian pada diri keduanya.
Penderita gangguan identitas disosiatif kerap
mengalami depersonalisasi dan derealisasi. Yaitu si penderita mengalami
perasaan yang tidak nyata, merasa seperti terpisah dengan fisik dan mentalnya.
Dalam kasus Isabel dan Rian, mereka menganggap
diri sebagai sesuatu yang asing baginya. Kemudian penderita mengalami distorsi
waktu. Mereka sangat sering merasa adanya ”waktu yang hilang”
selama pribadi lain mengambil posisi dalam dirinya. Keinginan untuk bunuh diri
pernah dilakukan oleh pribadi lain, yang tidak sanggup menanggung beban
pengalaman traumatis yang cukup berat bagi mereka,
namun sosok pribadi lain berhasil menghalangi keinginan untuk bunuh diri.
Selanjutnya, pada penderita gangguan identitas
disosiatif adanya fluktasi tingkat kemampuan pada diri penderita. Misalnya, pada saat Isabel
kelas 3, posisinya digantikan oleh Peggy. Peggy sebagai Isabel yang merupkan sosok ceria, dan pandai berkalian
tiba-tiba saat kelas 5 berubah menjadi Isabel
yang pemurung dan tidak pandai perkalian. Dan pada saat Shin melawan orang dan mengambil alih tubuh Rian untuk
menyelamatkan Putri. Namun saat yang lain Rian berperilaku layaknya seorang
gadis dengan kepribadian Hana yang bertolak belakang. Mengakibatkan orang di sekitar mereka
menjadi heran dengan perubahan dadakan yang dialami oleh mereka. Ada lagi kepribadian lain yang pandai dalam hal lainnya, namun
mereka pribadi tidak mampu melakukannya. Jadi,
kemampuannya berubah sesuai dengan kepribadian mana yang muncul.
Menurut teori Psikoanalisis yang dikembangkan oleh
Sigmund Freud, trauma masa kanak-kanak merupakan kejadian yang paling
berpeluang mengakibatkan gangguan kepribadian seseorang, termasuk gangguan
identitas disosiatif. Pada masa kanak-kanak, itu merupakan awal dari terbentuk
dan berkembangnya kepribadian seseorang. Saat terjadi pengalaman traumatis yang
kurang menyenangkan, maka individu megusahakan diri untuk merepress ke alam
bawah sadarnya. Namun, jika pengalaman tersebut tidak dapat diatasi, maka akan
memaksanya untuk menciptakan pribadi lain yang mampu menghadapi situasi yang
tidak mampu dihadapi oleh si individu. Menurut Freud, munculnya pribadi yang
lain tersebut merupakan salah satu defence mechanism, yaitu suatu sistem yang
terbentuk pada diri seseorang saat ia tidak mampu menghadapi kecemasan yang
luar biasa. Munculnya kepribadian-kepribadian lain tersebut tergantung pada
suatu situasi yang mereka hadapi.
Setelah melakukan psikoanalisis, Dokter atau terapis
yang menangani hal ini mengambil metode psikoterapi dengan cara
hipnosis untuk menyatukan pribadi-pribadi mereka
yang terpecah. Dokter menyamakan seluruh usia pribadi-pribadi yang lain
dengan usia karakter utama (kepribadian utama). Hipnosis ini
merupakan teknik terapi psikoanalisis yang dikembangkan oleh Freud. Freud
menyatakan, untuk menyelesaikan masalah kejiwaan, terlebih dahulu harus
ditelusuri alam ketiksadarannya melalui beberapa teknik, seperti hipnosis,
asosiasi bebas, analisis mimpi, dan lain-lain. Proses ini berlangsung secara
bertahap. Sebelumnya pasien sempat diberikan Sodium Penothal, yaitu
obat untuk mengurangi kecemasan dan membangkitkan kegembiraan. Namun pemberian
obat ini dihentikan karena efeknya yang membuat pasien
ketergantungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar