Tugas
4 Psikoterapi (Review)
1.
Terapi Psikoanalisa
Sigmun Freud
(1856-1939) merupakan tokoh pendiri psikoanalisis.
Terapi
psikoanalisis merupakan terapi yang didasarkan pada kesadaran dan
ketidaksadaran. Menurut Freud, kesadaran merupakan bagian terkecil dari jiwa.
Seperti halnya gunung es, yang tampak hanya bagian kecil dari apa yang ada di
bawah permukaan air, bagian jiwa yang terbesar berada di bawah permukaan
kesadaran. Freud percaya bahwa sebagian besar fungsi psikologis berada di luar
alam kesadaran. Terapi psikoanalisa merupakan terapi yang bertujuan untuk
menghilangkan konflik-konflik neurotik dalam diri seseorang. Menurut terapi ini
konflik tersebut sebagian besar disebabkan karena pengalaman masa lalu
seseorang.
Adapun
teknik-teknik terapi yang dapat dilakukan antara lain, analisis mimpi, analisis
transferensi, analisis resistensi, dan asosiasi bebas.
Kelebihan Terapi : Terapi psikoanalisis mampu menggali alam bawah sadar manusia. Setiap kejadian dan peristiwa dalam kehidupan manusia, pasti akan terekam di alam bawah sadar, sehingga dengan adanya terapi ini konflik tersebut dapat terungkap.
Kekurangan Terapi : Dalam teknik yang dipakai, bisa saja terjadi bias. Bias yang terjadi berasal dari terapis, yang bisa saja terjadi baik disadari maupun tanpa disadari. Karena terapi ini hanya memokuskan permasalahan yang diindikasikan dari konflik masa lalu saja, tidak melihat sisi penyebab dari masa kini.
2.
Terapi Humanistik Ekstensial
Terapi
Eksistensial humanistik berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan ini terutama
adalah suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia alih-alih suatu
sistem tehnik-tehnik yang digunakan untuk mempengaruhi klien. Eksistensial
humanistik berasumsi bahwa manusia pada dasarnya memiliki potensi-potensi yang
baik minimal lebih banyak baiknya dari pada buruknya. Oleh karena itu
pendekatan eksistensial-humanistik bukan suatu aliran terapi, tetapi pendekatan
yang mencakup terapi -terapi yang berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep
- konsep dan asumsi-asumsi tentang manusia.
Teknik
utama eksistensial humanistik pada dasarnya adalah penggunaan pribadi konselor
dan hubungan konselor-konseli sebagai kondisi perubahan. Teknik-teknik yang
digunakan dalam konseling eksistensial-humanistik,yaitu: Penerimaan, Rasa hormat,
Memahami, Menentramkan, Memberi dorongan, Pertanyaan terbatas, Memantulkan
pernyataan dan perasaan klien, Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut mersakan
apa yang dirasakan klien, Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna.
Kelebihan terapi: Terapi ini membantu klien untuk bebas memilih cara-cara yang tepat dalam menentukan arah hidupnya sehingga klien dapat bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan. Karena adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri, dapat memanusiakan manusia dan bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena.
Kekurangan terapi: Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas, dan
terapi terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya
(keputusan ditentukan oleh klien sendiri). Dan terapi ini memakan waktu lama.
3.
Terapi person Client Center.
Carl R. Rogers mengembangkan terapi clien centered
sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya keterbatasan- keterbatasan mendasar
dari psikoanalisis.
Pendekatan
client centered ini menaruh kepercayaan yang besar pada kesanggupan klien untuk
mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri. Terapi
client centered merupakan tekhnik konseling dimana yang paling berperan adalah
klien sendiri, klien dibiarkan untuk menemukan solusi mereka sendiri terhadap
masalah yang tengah mereka hadapi. Hal ini memberikan pengertian bahwa klien
dipandang sebagai partner dan konselor
hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien untuk bisa
berkembang sendiri.
Jadi
terapi client centered adalah terapi yang berpusat pada diri klien, yang mana
seorang konselor hanya memberikan terapi serta mengawasi klien pada saat
mendapatkan pemberian terapi tersebut agar klien dapat berkembang atau keluar
dari masalah yang dihadapinya. Teknik dalam terapi ini antara lain, congruence, unconditional positive regard,
dan accurate empathic understanding.
Kelebihan Terapi: Terapi ini lebih kepemusatan pada klien dan bukan pada therapist. Lebih menekankan pada sikap terapi daripada teknik serta lebih banyak penekanan emosi, perasaan, perasaan dan afektif dalam terapi. Jadi klien merasa mereka dapat mengekpresikan dirinya secara penuh ketika mereka mendengarkan dan tidak dijustifikasi
Kekurangan terapi:
Karena terapi berpusat pada klien jadi terapi ini dapat dianggap terlalu
sederhana. Terapi ini juga terlalu menekankan aspek afektif, emosional,
perasaan jadi tidak banyak menyelesaikan dengan hasil yang logis. Mengakibatkan
sulit bagi therapist untuk bersifat netral dalam situasi hubungan
interpersonal. Terapi ini juga minim teknik untuk membantu klien memecahkan
masalahnya.
4.
Logo
therapy
Logoterapi merupakan
sebuah aliran psikologi atau psikiatri modern yang menjadikan makna hidup
sebagai tema snetralnya. Aliran ini dikembangkan oleh seorang dokter ahli
neuro-psikiater keturunan Yahudi yaitu Viktor Emil Frankl.
Terapi
ini membantu klien untuk menemukan makna dan arti kehidupan, dan menjelaskan
bahwa setiap segala sesuatu dalam kehidupan memiliki makna bagi orang tersebut.
Tujuan utama logoterapi adalah meraih hidup bermakna dan mampu mengatasi secara
efektif berbagai kendala dan hambatan pribadi. Hal ini diperoleh dengan jalan
menyadari dan memahami serta merealisasikan berbagai potensi sumber daya
kerohanian yang dimiliki setiap orang yang sejauh ini mungkin terhambat dan
terabaikan. Selain itu, logoterapi juga bertujuan untuk menolong pasien
menemukan tujuan dan maksud dalam hidupnya dengan memperlihatkan bernilainya
tanggung jawab dan tugas-tugas tertentu. Adapun teknik-teknik terapi yang dapat
digunakan antara lain, intensi paradoksal dan de-refleksi.
Kelebihan terapi: Logoterapi mengajarkan bahwa setiap kehidupan individu mempunyai maksud, tujuan, makna yang harus diupayakan untuk ditemukan dan dipenuhi. Logotherapy mampu mengarahkan individu menjadi pribadi yang mendasar, sebagaimana kodratnya yaitu memiliki kehendak dan keinginan. Fokus logo terapi adalah membantu klien dalam menemukan arti kehidupan, sehingga klien tidak mudah putus asa akan masalah yang dihadapi.
Kekurangan terapi: terapi ini hanya focus pada membantu klien menemukan arti kehidupan jadi tidak banyak digunakan dalam masalah-masalah yang sering dihadapi therapist. Biasanya hanya digunakan jika menjadikan klien mencari arti kehidupan saja.
5.
Rational Emotive
Therapy
Pandangan dari
pendekatan rational emotive tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep
teori Albert Ellis. Ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu,
kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan teori ABC.
Terapi Emotif Rasional adalah aliran psikoterapi yang
berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk
berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat. Pendekatan
rational emotive merupakan konseling yang menekankan kebersamaan antara
berpikir dengan akal sehat (rational thinking), berperasaan (emoting), dan
berperilaku (acting), serta sekaligus menekankan bahwa suatu perubahan yang
mendalam dalam cara berpikir dapat menghasilkan perubahan yang berarti dalam
cara berperasaan dan berperilaku. Teknik dalam terapi RET
antara lain, kognitif, emotif dan perilaku.
Kelebihan terapi: Terapi ini cepat sampai kepada masalah yang dihadapi oleh klien. Dengan demikian, perawatan juga dapat dilakukan dengan cepat. Dengan cara berfikir logis yang diajarkan kepada klien dapat digunakan dalam menghadapi masalah. Karena klien merasa dirinya mempunyai keupayaan intelaktual dan kemajuan dari cara berfikir.
Kelemahannya terapi: Kurangnya pengakuan terhadap perasaan dasar sebagai suatu faktor yang sangat dominan dalam kehidupan manusia, yang tidak sebegitu mudah mengalami perubahan. Ada sebagian klien yang begitu terpisah dari realitas sehingga usaha untuk membawanya ke alam nyata sukar sekali dicapai. Karena apa yang dianggap tidak rasional oleh seseorang terkadang berbeda-beda sehingga hal ini dapat menimbulkan kesalahan analisa masalah.
6.
Behavioral
therapy
Perkembangan pendekatan
behavior diawali pada tahun 1950-an dan awal 1960-an sebagai awal radikal
menentang perspektif psikoanalisis yang dominan. Secara garis
besar, sejarah perkembangan pendekatan behavioral terdiri dari tiga trend
utama, yaitu: trend I: kondisional klasik (classical conditioning), trend II:
kondisioning operan (operant conditioning), dan trend III: terapi kognitif
(kognitif therapy).
Pendekatan behavioral didasarkan pada pandangan ilmiah
tentang tingkah laku manusia yang menekankan pada pentingnya pendekatan
sistematik dan terstruktur pada konseling. Pendekatan behavioral berpendapat
bahwa perilaku dapat dimodifikasi dengan mempelajari kondisi dan pengalaman. Pandangan
ini melihat indvidu sebagai produk dari kondisioning sosial, sedikit sekali
melihat potensi manusia sebagai produse lingkungan. Pada awalnya pendekatan ini
hanya mempercayai hal yang dapat diamati dan dukur sebagai sesuat yang sah
dalam pengukuran keribadian. Kemudian pendekatan ini dikembagkan lebi lanjut
yang mulai menerima fenomena kejiwaan
yang abstrak seperti id, ego, dan ilusi endekatan ini memendang perilaku
yag malasua sebagai hasil belajar dari lingkngan secara keliru. Teknik dalam
terapi ini antara lain, disentisisasi sistematis, latihan asertif, terapi aversi,
penghentian pikiran, kontrol diri dan pekerjaan rumah.
Kelebihan Terapi: Dikarenakan pembuatan tujuan terapi antara konselor dan konseling diawal dijadikan sebagai acuan keberhasilan proses terapi. Terapi ini memiliki berbagai macam teknik konseling yang teruji dan selalu diperbaharui dan waktu konseling relatif singkat.
Kelemahan Terapi: Terapi ini memang dapat mengubah perilaku tetapi tidak dapat mengubah perasaan dan karakteristik bawaan dari kekeliruan yang dimiliki klien. Terapi ini sering mengabaikan faktor relasional yang sangat penting dalam terapi. Terapi ini hanya mengobati gejala dan bukan penyebab dari permasalahan yang dimiliki klien dikarenakan melibatkan kontrol dan manipulasi oleh konselor.
7.
Terapi Kelompok
Terapi
Kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien
bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau
diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih.
Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk
memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan interpersonal. Terapi kelompok
adalah terapi yang dilakukan melalui sebuah kelompok namun memiliki kegiatan
yang terstruktur dan memberikan efek terapeutik bagi anggotanya. Efek
terapeutik yaitu kegiatan yang dilakukan dalam kelompok akan memberikan efek
terapi kepada masing-masing anggota. Mereka akan belajar untuk membuka diri
mereka, menceritakan masalah mereka, mendengar pendapat atau saran dari anggota
lain. Teknik dalam terapi ini antara lain, psikodrama, role playing, encounters group, behavioral technique, dan dance and art teraphy.
Kelebihan terapi: Paling utama terapi ini dapat diterapkan pada setting individual maupun kelompok jadi memberikan peluang yang lebih luas terhadap klien untuk mendengar dan didengar. Karena itu Konselor berperan untuk mengarahkan dan menunjukkan sikap penuh pemahaman dan penerimaan.
Kekurangan terapi: Dikarenakan terapi ini dilakukan secara bersama menyebabkan tidak semua klien cocok seperti klien yang tertutup, dan mengakibatkan masalah verbal serta interaksinya. Karena Peran terapis berperan menyebar yaitu menangani banyak orang sekaligus mengakibatkan sulit menumbuhkan kepercayaan antar personal. Terapi ini juga dapat mengakibatkan klien sangat tergantung dan beharap terlalu banyak pada kelompok yang terjadi kelompok tidak dijadikan sarana untuk berlatih dalam penyelesaian masalah klien. Dan paling utama membutuhkan terapis yang sangat terlatih karena dapat menangani berbagai masalah yang dapat berkembang dalam waktu yang bersamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar