Minggu, 22 November 2015

Mengendalikan Fungsi Manajemen

A. Mengendalikan Fungsi Manajemen.
1. Definisi Controlling atau Pengendalian.
Pengendalian adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Controlling is the process of measuring performance and taking action to ensure desired results. (Schermerhorn, 2002).
Menurut Fayol (1916) Pengendalian suatu usaha terdiri dari melihat bahwa segala sesuatu yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah diadopsi, perintah yang telah diberikan, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Adalah penting untuk mengetahui kesalahan agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah dari berulang. merumuskan salah satu definisi pertama kontrol karena berkaitan dengan manajemen.
        Jadi, Controlling atau sering juga disebut pengendalian adalah satu diantara beberapa fungsi manajemen berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan tujuan yang telah digariskan semula. Bila ditinjau dari proses, maka proses itu adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan bisa berjalan sesuai target yang diharapkan.
        Pengawasan merupakan tindakan seorang manejer untuk menilai dan mengendalikan jalan suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
2. Langkah-langkah dalam pengendalian (controlling)
Mockler (dalam Rizqi, 2012) membagi pengendalian dalam 4 langkah yaitu :
a.       Menetapkan standar dan Metode Mengukur Prestasi Kerja
Standar yang dimaksud adalah criteria yang sederhana untuk prestasi kerja, yakni titik-titik yang terpilih didalam seluruh program perencanaan untuk mengukur prestasi kerja tersebut guna memberikan tanda kepada manajer tentang perkembangan yang terjadi dalam perusahaan itu tanpa perlu mengawasi setiap langkah untuk proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
b.      Melakukan Pengukuran Prestasi Kerja
Pengukuran prestasi kerja idealnya dilaksanakan atas dasar pandangan kedepan, sehingga penyimpangan-pennyimpangan yang mungkin terjadi ari standar dapat diketahui lebih dahulu.
c.       Menetapkan Apakah Prestasi Kerja Sesuai dengan Standar
Yaitu dengan membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yang telah ditetapkan. Bila prestasi sesuai dengan standar manajer akan menilai bahwa segala sesuatunya beada dalam kendali.
d.      Mengambil Tindakan Korektif
Proses pengawasan tidak lengkap bila tidak diambil tindakan untuk membetulkan penyimpangan yanf terjadi. Apabila prestasi kerja diukur dalam standar, maka pembetulan penyimpangan yang terjadi dapat dipercepat, karena manajer sudah mengetahui dengan tepat, terhadap bagian mana dari pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.
Menurut British Standart Institute, ada 4 langkah atau teknik untuk proses perencanaan dan kontrol sebuah produksi. Keempat tahapan atau langkah-langkah dalam perencanaan dan pengendalian produksi adalah:
a. Routing
b. Penjadwalan
c. Despatching, dan
d. Tindak lanjut
Awal dua langkah yaitu Routing dan Penjadwalan, berhubungan dengan perencanaan produksi. Dua langkah terakhir yaitu Dispatching dan Tindak Lanjut, berhubungan dengan pengendalian produksi.
Sekarang mari kita lanjutkan diskusi kita lebih lanjut untuk memahami setiap langkah secara rinci:
a . Routing
Routing adalah langkah pertama dalam perencanaan produksi dan kontrol. Routing dapat didefinisikan sebagai proses penentuan jalur (rute) pekerjaan dan urutan operasi. Routing perbaikan yang digunakan:
1). Kuantitas dan kualitas produk
2). Para manusia, mesin, bahan, dan hal lain yang akan digunakan
3). Jenis, jumlah dan urutan operasi manufaktur, dan
4). Tempat produksi
Singkatnya, routing yang menentukan ‘Apa’, ‘Berapa banyak’, ‘Dengan yang’, ‘Bagaimana’ dan ‘Dimana’ untuk menghasilkan. Routing mungkin sama baiknya antara yang sederhana atau kompleks. Hal ini tergantung pada sifat produksi. Dalam produksi terus menerus lebih baik memakai yang otomatis, memakai routing yang sederhana. Namun, dalam job order, routing kompleks diperlukan.
Routing dipengaruhi oleh faktor manusia. Oleh karena itu, harus mengenali kebutuhan manusia, keinginan dan harapan. Hal ini juga dipengaruhi oleh  layout, karakteristik peralatan, dan lain sebagainya. Tujuan utama dari routing untuk menentukan (fix) terbaik dan termurah urutan operasi dan untuk memastikan bahwa urutan ini dapat diterapkan di pabrik.
Routing memberikan metode yang sangat sistematis untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi . Hal ini membuat halus dan bekerja efisien . Hal ini menyebabkan pemanfaatan optimal sumber daya , yaitu  manuasia, mesin , bahan , dll Hal ini menyebabkan pembagian kerja . Ini memastikan aliran kontinu bahan tanpa backtracking . Ini akan menghemat waktu dan ruang . Itu membuat pekerjaan mudah bagi para insinyur produksi dan mandor . Ia memiliki pengaruh yang besar pada desain bangunan pabrik dan mesin terpasang.
Jadi, routing merupakan langkah penting dalam perencanaan produksi dan kontrol. Perencanaan produksi dimulai dengan itu. Baca artikel tentang prosedur routing dalam produksi.
b . Penjadwalan
Penjadwalan adalah langkah kedua dalam perencanaan produksi dan kontrol. Muncul setelah routing.

Penjadwalan berarti:
1). Memperbaiki jumlah pekerjaan yang harus dilakukan
2). Mengatur operasi manufaktur yang berbeda dalam urutan prioritas
3). Memperbaiki memulai dan menyelesaikan, tanggal dan waktu, untuk setiap operasi
Penjadwalan ini juga dilakukan untuk bahan, suku cadang, mesin, dan lainnya. Elemen waktu yang diberikan kepentingan khusus dalam penjadwalan. Ada berbagai jenis jadwal, yaitu jadwal Guru, jadwal Operasi dan jadwal harian.
Penjadwalan membantu untuk memanfaatkan secara optimal waktu. Ia melihat bahwa setiap bagian dari pekerjaan dimulai dan selesai pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Ini membantu untuk menyelesaikan pekerjaan secara sistematis dan dalam waktu. Ini membawa waktu koordinasi dalam perencanaan produksi. Semua ini membantu untuk mengantarkan barang kepada pelanggan dalam waktu. Hal ini juga menghilangkan kapasitas menganggur. Itu membuat tenaga kerja terus menerus digunakan.
Jadi, penjadwalan merupakan langkah penting dalam perencanaan produksi dan kontrol. Hal ini penting dalam sebuah pabrik, di mana banyak produk yang diproduksi pada saat yang sama.
c . Dispatching
Dispatching adalah langkah ketiga dalam perencanaan produksi dan kontrol. Ini adalah tindakan, melakukan atau tahap implementasi. Muncul setelah routing dan penjadwalan. Dispatching berarti memulai proses produksi. Ini memberikan kewenangan yang diperlukan untuk memulai pekerjaan. Hal ini didasarkan pada rute.
Dispatching meliputi:
1). Perihal bahan, alat, perlengkapan, dan lain sebagainya. Yang diperlukan untuk produksi yang sebenarnya.
2). Perihal perintah, instruksi, gambar, dan lainnya untuk memulai pekerjaan.
3). Memelihara catatan yang tepat dari awal dan menyelesaikan setiap pekerjaan tepat waktu
4). Pindah pekerjaan dari satu proses ke proses lainnya sesuai jadwal.
5). Memulai prosedur control.
6). Mencatat waktu idle mesin
Pengiriman dapat berupa sentralisasi atau desentralisasi :
Dalam pengiriman terpusat, perintah dikeluarkan langsung oleh otoritas terpusat. Dalam pengiriman terdesentralisasi, perintah yang dikeluarkan oleh departemen yang bersangkutan.
d . Tindakan lanjutan
Tindak lanjut atau Expediting adalah langkah terakhir dalam perencanaan produksi dan kontrol. Ini adalah perangkat pengendali. Hal ini berkaitan dengan evaluasi hasil. Tindak lanjut menemukan dan menghilangkan cacat, penundaan, keterbatasan, kemacetan, lubang, dan lainnya dalam proses produksi. Ini mengukur kinerja aktual dan membandingkannya dengan kinerja yang diharapkan. Ia memelihara catatan kerja yang tepat, penundaan dan kemacetan. Catatan tersebut digunakan di masa depan untuk mengontrol produksi.
Tindak lanjut dilakukan oleh ‘Expediters’ atau ‘Stock Chaser‘. Tindak lanjut yang diperlukan ketika produksi menurun bahkan ketika ada routing yang tepat dan penjadwalan. Produksi dapat terganggu karena breakdowns mesin, kegagalan listrik, kekurangan bahan, pemogokan, absensi, dan lainnya. Tindak lanjut menghilangkan kesulitan-kesulitan ini dan memungkinkan kelancaran produksi.
3. Tipe-Tipe Kontrol dalam Manajemen.
(Awal) Preliminary, Kadang-kadang disebut kendali feedforward, Hal ini harus dipenuhi sebelum suatu perkerjaan dimulai. Kendali ini menyakinkan bahwa arah yang tepat telah disusun dengan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya
(Saat ini) Concurrent, Berfokus pada apa yang sedang terjadi selama proses. Kadang-kadang disebut Kendali steering, kendali ini memantau operasi dan aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan tepat.
(Akhir) Post-action, Kadang-kadang disebut kendali feedback , Kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada hasil akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.
Berdasarkan bagian yang akan diawasi pengawasan dibedakan atas :
1). Pengendalian karyawan (Personal control).
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan pegawai, apakah pegawai bekerja sesuai dengan perintah, rencana, tata kerja, absensi pegawai dan lain-lain.
2).pengendalian keuangan (financial control)
Pengendalian ini ditujukan untuk hal-hal yang menyangkut keuangan,tentang pemasukan dan pengeluaran,biaya-biaya perusahaaan termasuk pengendalian anggaranya.
3).pengendalian produksi (Production control).
Yaitu pengendalian yang difokuskan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau rencananya.
4). Pengendalian waktu (Time control)
Pengendalian ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah waktu untuk mengerjakan suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana.
5). pengendalian teknis (Technical control)
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan.
6). Pengendalian kebijaksanaan (Policy control).
pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai apakah kebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang digariskan.
7). pengendalian penjualan (Sales control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah produksi yang dihasilkan terjual sesuai rencana yang ditentukan.
8.)Pengendalian inventaris (inventory control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah inventaris perusahaan masih ada semuanya atau ada yang hilang.
9).Pengendalian pemeliharaan (maintenance control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah semua inventaris perusahaan dan kantor terprlihara atau tidak,dan mengetahui kerusakan.
Dalam pengawasan terdapat beberapa tipe pengawasan seperti yang diungkapkan Winardi (2000, hal. 589). Fungsi pengawasan dapat dibagi dalam tiga macam tipe, atas dasar fokus aktivitas pengawasan, antara lain:
a.       Pengawasan Pendahuluan (preliminary control)
b.      Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)
c.       Pengawasan Feed Back (feed back control)
a)      Pengawasan Pendahuluan (Feedforward Control)
Pengawasan ini sering disebut juga dengan Steering Control. Ini dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar dan tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap diselesaikan (kegiatan belum dilaksanakan).
b)      Pengawasan Concurrent
Pengawasan concurrent maksudnya pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan melakukan kegiatan. Pengawasan ini sering disebut pengawasan “ Ya-Tidak “, screening control, “berhenti terus” dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung.
c)      Pengawasan Umpan Balik (Feedback Control)
Pengawasan ini bias juga dikenal sebagai “Past-Action Control”  yang mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan dan pengukuran ini dilakukan setelah kegiatan terjadi.
Ketiga bentuk pengawasan ini sangat berguna bagi manajemen karena memungkinkan manajemen membuat tindakan koreksi dan tetap dapat mencapai tujuan.
4. Strategi Controlling untuk organisasi.
Banyak wanita yang rela mengeluarkan banyak uang untuk urusan fashion.  Dan jaman sekarang sedang banyak wanita-wanita syar’i pun berkembang dalam berbusana. Oleh sebab itu, bisnis butik pakaian wanita berhijab merupakan sebuah bisnis bagi wanita untuk wanita yang sangat menjanjikan. Mengapa bisa dikatakan demikian, karena kebanyakan yang mengelola bisnis butik adalah para wanita dan konsumennya sebagian besar juga para wanita. Dari berbisnis butik, ternyata juga bisa menyalurkan hoby bagi para kaum hawa yang mayoritas mereka sangat menyukai belanja, jalan-jalan, hang out bersama teman-teman, memadu padankan pakaian beserta aksesorisnya dan berdandan. Di samping hoby bisa tersalurkan, Anda juga bisa mendapat penghasilan yang lumayan.
Bisnis butik bernuansa hijab merupakan peluang bisnis wanita yang sangat menjanjikan, jika Anda tertarik untuk menjalankannya langkah awal yang harus Anda tempuh adalah mempersiapkan mental Anda sebagai pekerja mandiri yang juga sebagai atasan yang nantinya Anda akan memiliki karyawan untuk bisnis Anda ini. Besar kecilnya pendapatan butik Anda, akan tergantung pada jumlah orang yang membeli di butik Anda, semakin banyak, semakin besar pendapatannya. Maka dibutuhkan kemauan kuat dan kerja keras serta semangat pantang menyerah terutama untuk mengatasi rasa takut gagal dan malas.
Selanjutnya yang Anda persiapkan adalah keahlian. Baik keahlian dalam mengetahui dan memahami tren mode yang paling digemari dipasaran, meningkatkan kreatifitas dalam menciptakan model pakaian, dan juga mempelajari seluk beluk dunia wanita.
Strategi Pemasaran
sebaiknya Anda melakukan riset pasar terlebih dahulu akan kebutuhan baju muslim dan perlengkapannya di lingkungan tempat usaha Anda. Jika di lingkungan Anda merupakan lingkungan yang religius misalnya banyak terdapat pesantren atau masjid, maka baju yang tepat Anda jual adalah busana muslim dan perlengkapannya. Anda juga tawarkan produk-produk yang lebih bervariasi. Atau jika tempat usaha Anda berada di lingkungan kampus atau sekolah, sehingga target Anda adalah para mahasiswi atau pelajar bahkan pekerja, sehingga produk yang Anda jual akan lebih variatif, misalnya baju yang muslim casual untuk pergi ke kampus, beberapa baju muslim resmi dan baju muslim pesta. Selain baju Anda bisa melengkapi butik Anda dengan produk sepatu, tas dan aneka aksesoris yang pasti para wanita sangat menyukainya.

Salah satu strategi pemasarannya yang ampuh adalah dengan penawaran dari mulut ke mulut, seringlah mengikuti berbagai kegiatan di lingkungan Anda seperti acara pengajian, arisan, atau perkumpulan organisasi lainnya dan tawarkan pada mereka tentang butik dan produk Anda.
B. Kekuasaan dan Pengaruh
1. Definisi kekuasaan
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002)
Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Dalam pembicaraan umum, kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja, kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi perintah / dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara yg tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada yg diperintah. Manusia berlaku sebagau subjek sekaligus objek dari kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada Undang-Undang (objek dari kekuasaan).
2. Sumber dan bentuk kekuasaan
Kekuasaan dapat diperoleh karena posisi seseorang (kekuasaan jabatan) dan karena pengaruh pribadi atas orang lain. Di dalam organisasi kedua macam kekuasaan tersebut dapat terjadi.
Kekuasaan jabatan bergantung kepada setinggi apakah jabatan yang dimiliki seseorang. Semakin tinggi jabatan, akan semakin tinggi pula kekuasaan yang diperoleh. Meskipun demikian, dalam hal tertentu kekuasaan yang dimilikinya juga dibatasi oleh kekuasaan yang dimiliki orang lain.
Kekuasaan pribadi bergantung kepada sejauh mana orang lain mempercayai, mendukung, menghormati dan terikat kepada pemegang kekuasaan pribadi.Demikian pula, di dalam organisasi kekuasaan seringkali cenderung berlangsung secara timbal balik antara atasan dan bawahan. Hal ini dimungkinkan oleh adanya saling membutuhkan di antara mereka. Atasan mempunyai kekuasaan atas bawahan, tetapi sebaliknya bawahan juga dapat mempengaruhi kekuasaan yang dimiliki atasan dengan hasil karya (kinerja) yang ditunjukkan oleh bawahan.
Menurut French dan Raven (1968),, Bentuk-bentuk kekuasaan :
               1. Coercive Power (Paksaan)
                               Mempunyai kemampuan untuk memberikan hukuman bagi bawahan yang tidak mengikuti arahan-arahan yang tidak mengikuti pemimpinnya.Dari sisi orangnya ia mempunyai penguasa, kemampuan untuk menghukum atau memperlakukan seseorang yang tidak melakukan perintahnya. dan orang lain mempunyai rasa takut terhadap orang tersebut. Contoh: Di dalam suatu keluarga ada seorang yang paling tua diantara yang lain, jadi setiap ada acara dan keluarga semua kumpul ketika ia memerintahkan seseorang tidak ada yang berani menentang dan biasanya seluruh keluarga menuruti perintah dia karena takut.
               2. Insentif power ( imbalan )
                               Pematuhan yang dicapai berdasarkan kemampuan untuk membagikan imbalan yang dipandang oleh orang lain sebagai berharga. Imbalan adalah sesuatu yang meningkatkan frekuensi kegiatan seorang pegawai. Sesuatu dinamakan imbalan atau bukan, tergantung pada keseluruhan pengaruh terhadap perilaku pegawai. Jika kinerja seorang pegawai diikuti oleh sesuatu dan kinerja lebih sering terjadi di saat kemudian setelah sesuatu, maka sesuatu tersebut disebut imbalan. Imbalan dalam pekerjaan memungkinkan sebuah kinerja akan diulang pada waktu yang akan datang. Contoh :seorang mahasiswa yang ingin mendapatkan nilai yang bagus dengan dia selalu mengerjakan tugas dari dosen serta selalu aktif dalam kelas.agar mendapatkan imbalan suatu nilai yang bagus.
               3. Legitimate power ( sah / resmi )
                               Kekuasaan yang diturunkan seseorang karena wewenang, biasanya mencakup kekuasaan paksaan. upaya untuk membedakan antara cara-cara yang dapat dibenarkan dengan yang tidak dapat dibenarkan. Tidak ada campur tangan orang lain dan memberikan oleh seseorang. Contohnya : kekuasaan jenderal terhadap para prajurutnya, kekuasaan kepala sekolah terhadap guru-gurunya.
               4. Expert ( pakar atau keahlian )
                               Kekuasaan berdasarkan pada keahlian khusus. Seseorang yang secara luas diakui sebagai dapat diandalkan sumber teknik atau keahlian yang fakultas untuk menilai atau memutuskan dengan tepat, adil, atau bijaksana adalah diberikan kewenangan dan status oleh rekan-rekan atau publik baik yang spesifik - dibedakan domain. Ahli, lebih umum, adalah orang yang luas pengetahuan atau kemampuan berdasarkan penelitian, pengalaman, atau pekerjaan dan dalam bidang studi tertentu. Seorang pakar dapat, berdasarkan pelatihan, pendidikan, profesi, publikasi atau pengalaman yang di yakini memiliki pengetahuan khusus dari suatu subjek lebih dari itu dari rata-rata orang, contoh :seorang klien yang menceritakan masalah rumah tangganya kepada psikolog klien percaya bahwa psikolog tersebut dapat membantu klien dalam memberikan saran.
               5. Referent power ( kekuasaan rujukan )
               Pengaruh yang didasarkan pada pemilikan sumber daya atau ciri pribadi yang di inginkan oleh sseorang. Referent Power (kekuasaan rujukan) adalah kekuasaan yang timbul karena karisma, karakteristik individu, keteladanan atau kepribadian yang menarik. Contoh : seseorang yang sangat mengidolakan idolanya sampai koleksi foto bahkan gaya dari sang idola tersebut fans mengikutinya.
Sumber – Sumber Kekuasaan
1.      Sumber kekuasaan antar individu (interpersonal sources of power).
Kekuasaan Formal (Formal Power) adalah kekuasaan yang didasarkan pada posisi individual dalam suatu organisasi.
Kekuasaan Personal (Personal Power) adalah kekuasaan yang berasal dari karakteristik unik yang dimiliki seorang individu.
2.      Sumber kekuasaan struktural (structural sources of power). Kekuasaan ini juga dikenal dengan istilah inter-group atau inter-departmental power yang merupa-kan sumber kekuasaan kelompok.
Sumber – sumber kekuasaan meliputi:
a. Sarana Paksaan Fisik.                      b. Keahlian                  c.Hukum normative
d. Status sosial                                    e.Harta kekayaan        e. Popularitas
f.Jabatan                                              g. Massa yg terorganisir
3. Definisi Pengaruh
Jika kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi  dan  proses-proses mempengaruhi yang timbal balik antara pemimpin dan pengikut, juga akan menentukan efektivitas kepemimpinan.
Jenis-jenis spesifik perilaku yang digunakan untuk mempengaruhi dapat dijadikan jembatan bagi pendekatan kekuasaan dan pendekatan perilaku mengenai kepemimpinan. Sejumlah studi telah mengidentifikasi kategori perilaku mempengaruhi yang proaktif yang disebut sebagai taktik mempengaruhi, antara lain :

*        Persuasi Rasional

Pemimpin menggunakan argumentasi logis dan bukti faktual untuk mempersuasi pengikut.
*        Permintaan Inspirasional
Pemimpin membuat usulan yang membangkitkan entusiasme pada pengikut.
*        Konsultasi
Pemimpin mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan sasaran, aktivitas atau perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan bantuan pengikut.
*        Menjilat
Pemimpin menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah, agar pengikut berada dalam keadaan yang menyenangkan atau mempunyai pikiran  yang menguntungkan  pemimpin tersebut sebelum meminta sesuatu.
*        Permintaan Pribadi
Pemimpin menggunakan perasaan pengikut mengenai kesetiaan dan persahabatan terhadap dirinya ketika meminta sesuatu.
*        Pertukaran
      Pemimpin menawarkan suatu pertukaran budi baik, memberi indikasi kesediaan untuk membalasnya pada suatu saat nanti, atau menjanjikan bagian dari manfaat bila pengikut membantu pencapaian tugas.
*        Taktik Koalisi
Pemimpin mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi pengikut.
*        Taktik Mengesahkan
      Pemimpin mencoba untuk menetapkan validitas permintaan dengan menyatakan kewenangan, hal itu adalah konsisten dengan kebijakan, peraturan, praktik atau tradisi organisasi.
*        Menekan:
Pemimpin menggunakan permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan, atau peringatan-peringatan terus menerus untuk mempengaruhi pengikut melakukan apa yang diinginkan
4. Pengaruh Taktik dalam Organisasi
Taktik-taktik mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh seseorang untuk mempen-garuhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat, atau bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka seseorang dapat mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya.
      Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-taktik yang biasa digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk, menun-jukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:
•        Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
•        Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain.
•        Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana yang akan dilaksanakan.
•        Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
•        Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
•        Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
•        Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.
•        Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
•        Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.
  
Daftar Pustaka:
Eilon, S. (1979). Management control. Boston. Mass.: Harvard Business School Press.
Dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Control_%28management%29 , 24 November 2013
Fayol, H. (1949). General and Industrial Management. New York: Pitman Publishing. pp. 107–109.
Dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Control_%28management%29 , 14 November 2014
Jones, G. R. (1995).  Organizational Theory . Addison Wesley : Text and Cases
Johnson, R. A. (1976). Management, systems, and society : an introduction. Pacific Palisades, Calif.: Goodyear Pub. Co. pp. 148–142.
Dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Control_%28management%29 , 24 November 2013
Mockler, R. J. (1970). Readings in Management Control. New York: Appleton-Century-Crofts. pp. 14–17.
Dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Control_%28management%29 , 24 November 2013
Rizqi, A, Q. (2012). Langkah-langkah dalam proses pengendalian.
Dari:http://arenamateribelajar.blogspot.com/2012/11/langkah-langkah-dalam-proses.html, 14 November 2014
Robert J. Mockler (1970). Readings in Management Control. New York: Appleton-Century-Crofts. pp. 14–17. Dari:http://en.wikipedia.org/wiki/Control_%28management%29 , 14 November 2014
Stoner, J. A. F.(1995). et al., Management, 6th Ed. Prentice Hall Inc: Englewood Cliffs
Stanley, M. (1974). Obedience to authority: an experimental view. Taylor & Francis: ISBN 0-422-74580-4 ISBN 978-0-422-74580-2
Harris, R. B. (1976). Authority: a philosophical analysis. University of California: ISBN 0-8173-6620-2 ISBN 978-0-8173-6620-9

Diposkan oleh suci resti Fauziah di 18.04
            Coretaneta. (2013) 5 April.Definisi Teori dan Tipe-Tipe kepemimpinan. Diperoleh pada 28 September 2013
Dari http://coretaneta.blogspot.com/2013/04/definisi-teori-tipe-tipe-kepemimpinan.html
Satriogosatria.(2009) 30 Desember. Pengertian Wewenang,Kekuasaan dan Kepemimpinan. Diperoleh pada 29 September 2013
Dari http://satriagosatria.blogspot.com/2009/12/pengertian-wewenang.html 
Putryajja.(2009) 18 Oktober. Bentuk-Bentuk Kekuasaan. Diperoleh pada 29 September 2013.
Dari http://putryajja.blogspot.com/2009/10/bentuk-bentuk-kekuasaan.html
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDoQFjAC&url=http%3A%2F%2Felisa1.ugm.ac.id%2Ffiles%2FSugiarto%2FmqgzfSJT%2FSPM1-3.ppt&ei=6nxmUorFFYyRrAfR0ICICQ&usg=AFQjCNHkcS4b_FazDzPHw2uDgemC7YKLLw&bvm=bv.55123115,d.bmk


Minggu, 01 November 2015

Pengorganisasian Struktur Manejemen dan Actuting dalam Menejemen (Psikologi Menejemen: Tugas 2)

A. Pengorganisasian Struktur Manajemen
1. Pengertian Struktur Organisasi/Organizing
Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau unit-unit kerja dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi menunjukan bahwa adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang dikoordinasikan. Dan selain itu struktur organisasi juga menunjukkan mengenai spesialisasi-spesialisasi dari pekerjaan, saluran perintah maupun penyampaian laporan.
Struktur organisasi adalah suatu susunan atau hubungan antara kemponen bagian-bagian dan posisi dalam sebuah organisasi, komponen-komponen yang ada dalam organisasi mempunyai ketergantungan. Sehingga jika terdapat suatu komponen baik maka akan berpengaruh kepada komponen yang lainnya dan tentunya akan berpengaruh juga kepada organisasi tersebut.

Menurut Kusdi (2009), struktur organisasi pada hakikatnya adalah suatu cara untuk menata unsur-unsur dalam organisasi dengan sebaik-baiknya, demi mencapai berbagai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti. Sebuah struktur organisasi mempunyai tiga komponen dimensi: kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. (Robbins, 1994).

GR. Terry Organizing adalah tindakan mengusahakan hubungan – hubungan kelakuan yang efektif antara orang – orang, sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien, dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas –tugas tertentu dalam kondisi likungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.

2.     Pengorganisasian sebagai Fungsi dari Manajemen
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.

A.Struktur Formal:
Struktur Formal ialah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas, pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas. Atau organisasi yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan hubungan-hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara pejabat dalam suatu organisasi). Atau organisasi yang dengan sengaja direncanakan dan strukturnya secara jelas disusun. Organisasi formal harus memiliki tujuan atau sasaran. Tujuan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur organisasi yang akan dibuat.
Struktur organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, atau pun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.

B.Struktur Informal:
 Struktur Informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.
3.      Manfaat Struktur Fungsional dan Struktur Divisional
Menurut Stoner (1996), Struktur fungsional adalah struktur yang Menggabungkan semua orang yang terlibat dalam suatu kegiatan atau beberapa kegiatan terkait menjadi satu bagian. Sebagai contoh sebuah organisasi dibagi berdasarkan fungsi bila mempunyai bagian-bagian produksi, pemasaran, dan penjualan yang secara terpisah. Struktur organisasi ini mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
a.    Cocok bagi lingkungan stabil.
b.    Menunjang pengembangan keahlian.
c.    Memberi kesempatan bagi para spesialis.
d.   Hanya memerlukan koordinasi minimal.
e.    Hanya memerlukan keperluan antar pribadi yang kecil.
Struktur Divisional, stuktur organisasi yang dikelompokkan berdasarkan pada produk yang sama, proses yang sama, kelompok orang yang melayani pelanggan yang sama, dan atau berlokasi di daerah yang sama di suatu wilayah geografis. Secara umum dalam struktur organisasi seperti ini biasanya bersifat kompleks, dan menghindari masalah yang terkait dengan struktur fungsional.
Manfaat Struktur Divisional
a.        Perkerjaan keseluruhan lebih mudah dikoordinasikan prestasi kerja tinggi dapat dipertahankan,
b.      Keputusan lebih cepat,
c.       Lebih mudah untuk menilai prestasi kerja,
d.      Pengembangan dan strategi dekat dengan lingkungan,
e.       Memberikan landasan pelatihan bagi para majer strategis
f.       Lebih terfokus pada produk, pasar dan tanggapan cepat terhadap perubahan,
g.      Spesialisasi fungsional masih terpelihara pada masing-masaing divisi.
4. B. KERUGIAN STRUKTUR FUNGSIONAL DAN STRUKTUR DIVISIONAL
Struktur Fungsional Kelemahan :
1. Menimbulkan kesulitan dalam komunikasi dan konflik antar fungsi.
2. Menyebabkan kemacetan pelaksanaan tugas yang sifatnya berurutan.
3. Memberikan respon yang lebih lambat terhadap perubahan.
4. Anggota fungsi hanya berfokus pada kepentingan tugas-tugasnya sehingga cenderung berpandangan sempit dan dapat merugikan organisasi secara keseluruhan.
Struktur Divisional :Kelemahan:
1. Memungkinkan berkembangnya persaingan disfungsional antar sumber daya organisasi dan konflik antara tugas-tugas & prioritas-prioritas.
2. Kepentingan divisi mungkin ditempatkan di atas kepentingan organisasi secara keseluruhan.
3. Kebijakan divisi tidak konsisten dengan kebijakan divisi lain maupun dengan kebijakan organisasi.
4. Timbulnya masalah dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya-biaya perusahaan.
5. Adanya duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu.
6. Duplikasi sumberdaya lintas divisi.
7. Kurang pendalaman teknis dan spesialisasi dalam divisi-divisi.
8. Koordinasi yang buruk lintas divisi.
9. Kurangnya kendali sumberdaya menajemen puncak.
10. Kompetesi untuk sumberdaya perusahaan
Adapun kelemahan dari struktur divisional adalah dapat menurunkan skala ekonomi, menyebarkan persaingan teknik dan keahlian, juga menciptakan persaingan yang tidak sehat antara unit – unit operasional. Struktur ini juga dapat meningkatkan biaya melalui penggandaan sumber daya dan usaha – usaha antar divisi dan mengarah pada penekanan yang berlebihan melawan tujuan – tujuan organisasi.
 5. Contoh Kasus Organisasi
JAKARTA- Pengamat mendesak Surya Paloh agar berhenti beretorika. Lama kelamaan masyarakat menduga Surya Paloh ikut terlibat dalam kasus itu. Korupsi itu bersifat sistematis dan Rio Capella tak mungkin bertindak sendiri.
“Jika Surya Paloh terkesan membela dengan berbagai retorika, atau memberikan advokasi atas nama partai kepada Capella, maka bukan tidak mungkin posisi Surya Paloh juga terseret dalam pusaran dugaan korupsi yang dilakukan Sekjennya. Ingat, sangkaan keterlibatan Capella dalam kaitan dengan kasus PLT Gubernur Sumatera Utara ( Sumut) adalah dalam kapasitas sebagai lembaga. Tidak mungkin dia bertindak sebagai pribadi,” kata Direktur Eksekutif Media Literacy Circle, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Iswandi Syahputra Senin (19/10/2015).
Iswandi mengingatkan, publik tentu masih ingat kasus Nazarudin dari Partai Demokrat, yang ketika dia menjadi tersangka, banyak tokoh partai tersebut yang ikut jadi tersangka dan dipenjara. Sifat kasus korupsi adalah terencana, sistematis dan bersama-sama. “Nyaris tak mungkin dia bertindak sendiri. Kasus ini berpeluang besar menyeret Surya Paloh ,” kata Iswandi.
Iswandi mengaku kecewa karena Partai Nasdem di bawah Surya Paloh yang mengusung jargon restorasi dengan penuh semangat, ternyata hanya berhenti pada tataran retorika. Meski hak-hak tersangka perlu kita hargai, namun dengan ditersangkakan oleh KPK, berarti persepsi publik sudah bergeser jauh dari jargon tersebut.
Bahkan, kata dia, bukan tidak mungkin Nasdem mengalami degradasi kepercayaan serius apabila kasus yang menimpa Capella akan menarik elit Nasdem yang lain, termasuk Surya Paloh. “Efek yang ditimbulkan kasus ini adalah rakyat mulai tak percaya retorika politik dan memandang partai secara negatif. Ini menyulitkan partai untuk mensosialisasikan visi-misinya,” kata Iswandi.
Sedangkan pengamat hukum tata negara Universitas Udayana Bali, Dr I Nyoman Sentanu, SH, Mhum, lebih melihat kasus itu dari perspektif hukum. Kata dia, penegakkan hukum harus dibersihkan dari anasir politik sehingga tidak menimbulkan preseden buruk terhadap komitmen Indonesia sebagai negara hukum. Alumni UGM Yogya ini menangkap adanya upaya defensif dari tokoh partai yang dekat dengan Nasdem untuk melakukan perlawanan.
“Coba anda ikuti perkembangan terakhir. Ada partai besar yang mencoba menentang KPK secara terang-terangan maupun samar atas kasus hukum yang menimpa petinggi partai Nasdem. Saya bukan orang politik, tapi saya membaca ada fenomena seperti itu,” kata Sentanu.
Bagi Sentanu, jangankan Sekjen atau Ketua. Pembina Parpol sekalipun, jika terlibat kasus hukum mestinya tidak ada yang menghalang-halangi. “Politik hukum kita mestinya sejalan dengan prinsip Negara Hukum yang kita anut,” tegasnya.

Analisis Kasus
Dalam kasus ini dapat disimpulkan terjadinya dua asumsi yang berbed, SALING Memberikan komentar. Korupsi itu bersifat sistematis dan Rio Capella tak mungkin bertindak sendiri. Iswandi mengingatkan, publik tentu masih ingat kasus Nazarudin dari Partai Demokrat, yang ketika dia menjadi tersangka, banyak tokoh partai tersebut yang ikut jadi tersangka dan dipenjara. Sifat kasus korupsi adalah terencana, sistematis dan bersama-sama. Sedangkan pengamat hukum tata negara Universitas Udayana Bali, Dr I Nyoman Sentanu, SH, Mhum, lebih melihat kasus itu dari perspektif hukum. Kata dia, penegakkan hukum harus dibersihkan dari anasir politik sehingga tidak menimbulkan preseden buruk terhadap komitmen Indonesia sebagai negara hukum. Alumni UGM Yogya ini menangkap adanya upaya defensif dari tokoh partai yang dekat dengan Nasdem untuk melakukan perlawanan.
Saran Struktur Fungsional:
Kasus diatas memperlihatkan adanya kerugian dari struktur fungsional yaitu koodinasi antar bagian atau fungsi tidak terlalu baik memang respon terhadap kondisi lingkungan cukup tepat seperti kasus diatas dimana organisasi ini memiliki antisipasi yang cepat namun alangkah baiknya koordinasi antar bagian juga diperhatikan terutama pada perencanaan produksi dan laba yang akan didapatkan perusahaan di dekade yang akan mendatang.

Saran Struktur Divisional:
Kasus diatas memperlihatkan adanya keputusan yang cepat dan efisiensi ekonomis nya tidak tercapai, dimana penarikan ribuan karyawan dilakukan sebagai antisipasi namun pada dekade selanjutnya proses produksi dilakukan secara otomatis yang mengakibatkan kelebihan karyawan, Dalam menyusun strategi organisasi sebaiknya diperhatikan masalah , fleksibilitas pada lingkungan yang tidak stabil, memperhatikan kebutuhan konsumen, koordinasi yang luar biasa lintas departemen fungsional dan pembebanan tanggung jawab yang jelas bagi permasalahan produk, penekanan terhadap keseluruhan produk dan tujuan divisional serta pengembangan keterampilan manajemen umum.


6. Referensi
(Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.)

(Umar, H. (2003). Business an introduction. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama)
(Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi: Konsep, Struktur, Proses. Jakarta: Penerbit Arcan.)

11.      PENGORGANISASIAN STRUKTUR MANAJEMEN (Selasa, 05 November 2013) Dea Riyanti
22.      Manfaat Struktur Fungsional dan Struktur Divisional & Kerugiannya ()  Laila Latief
3.      MANFAAT DAN KERUGIAN STRUKTUR FUNGSIONAL DAN STRUKTUR DIVISONAL (tugas ke-5) Psikologi manajemen 31 oktober – Amanda simanjuntak (https://simanjuntakamanda.wordpress.com/2014/10/31/manfaat-dan-kerugian-struktur-fungsional-dan-struktur-divisonal-tugas-ke-5-psikologi-manajemen/)
4.      Senin, 19 Oktober 2015 - 13:13 wib Kasus Eks Sekjen Nasdem Berpeluang Seret Surya Paloh. Okezone.com
  
B. Actuating dalam Manajemen

1.  Definisi Actuating Dalam Manajemen
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986)mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. 

2. Pentingnya Actuating

Actuating merupakan bagian penting, dari proses management berlainan dengan ketiga fungsi manajemen lainnya. Actuating khususnya berhubungan dengan orang-orang. Bahkan banyak managers praktik, beranggapan bahwa Actuating merupakan intisari management.

Faktor-faktor penting dalam keberhasilan penggerakan Fungsi penggerakan tidak sekedar pekerjaan mekanis (mesin, elektronik) karena manusia bukanlah robot, oleh karenanya diperlukan faktor-faktor pendukung, seperti :

Segi Organisasi

a. Terdapat peraturan-peraturan : Maksudnya adalah adanya ketentuan-ketentuan yang memberi kemungkinan adanya kepastian perkembangan organisasi baik ke dalam maupun ke luar.

b. Terdapat fasilitas-fasilitas : Maksudnya adalah fasilitas-fasilitas perangkat lunak atau perangkat keras yang diperlukan untuk gerak organisasi yang didasarkan atas pengkajian yang dapat dipertanggung jawabkan untuk memenuhi aspek kuantitas dan kualitas.

c. Terdapat sarana komunikasi yang memadai : Sarana komunikasi yang memadai adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan dan menerima informasi, misalnya telepon, internet, mimbar, publikasi, journal dan sebagainya.

d. Terdapat kader-kader pemimpin : Terdapat kader-kader pimimpin artinya bahwa untuk mendapatkan pimpinan yang jelas dan tegas ruang lingkup kepemimpinannya perlu dipertimbangkan dari dalam organisasi untuk memotivasi gerak organisasi kearah yang sesyai tujuan organisasi.

Segi Pemimpin
a. Wewenang : Wewenang maksudnya adalah pemimpin harus memahami akantugas dan wewenang yang diembannya (delegation of authority)

b. Memiliki kelebihan-kelebihan : Maksudnya adalah suatu keadaan tertentu yang dimiliki seseorang dan tidak terdapat pada orang lain. Menurut Ord Way Tead dalam bukunya “ The Art of Leadership”, menyebutkan sifat-sifat yang harus dimiliki pemimpin adalah :
·        Energi jasmani dan rokhani (physical and nerveus energy)
·        Semangat untuk mencapai tujuan (a sence of purpose an direction)
·        Ramah dan penuh perasaan ( frend lyness and effection)
·        Integritas (integrity)
·        Kecakapan teknis ( technical skill)
·        Mudah mengambil keputusan (decisive ness)
·        Cerdas (intelligence)
·        Kecakapan mengajar (teaching skill)
·        Keyakinan (faith).
·        Memahami teknik-teknik kepemimpinan

Segi Pegawai
Pegawai yang akan digerakkan harus mempunyai kemampuan untuk menerima dan memahami apa yang diberikan pimpinan baik petunjuk, bimbingan ataupun perintah, kemampuan itu antara lain :
a.      Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai
b.      Memiliki pandangan bahwa pengabdian
c.      Mau dipimpim
d.      Terpeliharanya tim kerja, maksudnya bahwa untuk berhasilnya
Actuating dalam Manajemen, Mengendalikan Fungsi Manajemen dan Kekuasaan dan Pengaruh
3. PRINSIP ACTUATING
Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahan dalam melakukan actuating, yaitu :
Prinsip mengarah kepada tujuan : Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
Prinsip keharmonisan dengan tujuan : Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang  terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang  baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
Prinsip kesatuan komando : Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip diatas.
4. refrensi
a. Senin, 03 November 2014 ALIN ELIZABETH
b. RABU, 26 NOVEMBER 2014 Andar Ibrahim 
c. Selasa, 29 Oktober 2013 Maria Rosa Prameswari ACTUATING DALAM MANAJEMEN