Sabtu, 29 Maret 2014

Si Manis Jembatan Ancol

Si manis jembatan ancol
            Dulu kala di zaman kolonia belanda kawasan Ancol hanya berupa empang dan tambak. Untuk mencapai kawasan pantai Ancol yang dahulu terpotong oleh kali Ancol, tersambung oleh jembatan. Jembatan tersebut menjadi legenda, walau bukan jembatan yang besar atau bersejarah. Melainkan legenda yang bernaung di jembatan ini.
            Didaerah tersebut dizaman kolonia sangat sepi dan mudah terjadi tindakan kriminalitas. Dikisahkan pada zaman tersebut ada seorang gadis kembang desa yang mati di perkosa sebelum dia dibunuh. Yang lalu jasadnya dibuang di kali Ancol tersebut, seiring waktu kisah tersebut dilupakan.
            Pada tahun 60-an berita kemunculan sosok wanita tersebut mulai bermunculan. Yaitu seorang pendayung perahu di daerah ancol pernah mengangkut sesosok wanita. Wanita tersebut dikabarkan cantik jelita. Wanita tersenut menaiki kapal pendayung tersebut, dan membayar pendayung tersebut. Beberapa lama uang yang diberikan tersebut berubah menjadi daun dan wanita tersebut menghilang.
            Kisah lainnya datang dari, seorang pelukis pada tahun 1995. Pelukis tersebut diminta melukis seorang wanita untuk melukis dirinya, dan pada malam itu daerah tersebut sedang gerimis. Sesuai permintaan wanita tersebut, sang pelukis memulai melukis wanita itu dikanvasnya. Namun saat melukis setengah tubuh wanita itu, wanita tersebut menghilang dari hadapannya. Sang pelukis terpanjat heran, dan pelukis itu sangat hapal sekali dengan wajah dan pakaiannya.

            Jadi, siapakah simanis jembatan ancol itu? Berdasarkan tradisi lisan yang berkembang di masyarakat sekitar, Si Manis tersebut bernama Mariyam (ada juga yang mengatakan gadis itu bernama Siti Ariah), yaitu seorang gadis manis kembang desa yang meninggal di kawasan jembatan Ancol dan jasadnya dibuang setelah sebelumnya diperkosa. Karena kematian yang tidak wajar, akhirnya Mariyam menjadi ‘penunggu’ jembatan Ancol yang beberapa kali menampakkan diri pada orang-orang tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar